top of page
Writer's pictureYudika Nababan

Satu Hari Mengunjungi Pasar Belanda

Artikel & foto: Eko Rahmanto

Klompen dari bahan kayu atau keramik, replika kincir angin yang terbuat dari resin, atau ragam magnet kulkas yang menggambarkan lansekap negeri Belanda nan cantik. Siapa yang tak ingin memiliki ragam pernak-pernik nan unik khas Belanda tersebut? Namun sayang, jaraknya yang cukup jauh membuat kita di Indonesia sedikit kesulitan untuk mendapatkannya. Namun pada 7 Desember 2014, pernak-pernik negeri kincir angin tersebut hadir di Jakarta. Bertempat di Erasmus Huis, Kuningan, Jakarta Selatan, acara bazar bertajuk Pasar Belanda persembahan Nuffic Neso, Erasmus Taalcentrum dan Erasmus Huis ini sukses menyedot perhatian ratusan pengunjung. Pasar Belanda sejatinya baru akan dibuka pukul 12.00. Namun antrean di depan gerbang Erasmus Huis sudah mengular sekitar 20 meter. Keamanan di gedung ini memang cukup ketat, setiap pengunjung yang masuk harus melewati detector logam dan pemeriksaan tas. Jelang pukul 12.00, pengunjung yang sudah memasuki gerbang mulai merapat ke pintu area bazar. Mereka terlihat begitu antusias untuk segera masuk. Tepat jam 12, area bazar pun dibuka. Pengunjung yang sudah menunggu akhirnya dapat langsung melihat-lihat dan membeli segala pernak-pernik yang dijajakan disana. Ada hiasan meja, hiasan dinding, gantungan kunci bahkan sepatu khas Belanda, klompen, dijajakan disini. Tak hanya ragam pernak-pernik dan buku, satu hal yang menarik perhatian banyak pengunjung juga dihadirkan di sini: kuliner khas Belanda. Sebut saja Bitterballen, Oliebollen, dan makanan lain dari Eropa seperti sosis, keju, roti, kentang goreng dan lain-lain langsung diserbu oleh para pengunjung.

Ingin merasakan sensasi mengenakan pakaian khas Belanda? Maka para pengunjung pun diberikan kesempatan untuk berfoto dengan mengenakan pakaian khas Belanda. Agar atmosfernya lebih “terbangun” lagi, latar belakang foto pun dibuat dalam suasana rumah khas Belanda, lengkap dengan hiasan dinding khas Belanda dan perapian. Banyak pengunjung yang begitu antusias untuk mengabadikan gambar dengan suasana khas Belanda tersebut. Antrean panjang pun terlihat di booth foto ini.

Pasar Belanda awalnya merupakan ajang yang terbatas. Ajang ini dikhususkan bagi para pelajar kursus bahasa Belanda dan alumni perguruan tinggi di Belanda. "Pasar Belanda sudah masuk tahun kedua. Sebelumnya Pasar Belanda hanya untuk peserta kursus Bahasa Belanda Erasmus Taalcentrum dan Alumni Perguruan Tinggi Belanda Nuffic Neso," jelas Yanna Parengkuan dari Erasmus Taalcentrum. "Namun kini sudah dibuka untuk umum," tambahnya.

154 views0 comments
bottom of page