top of page
Writer's pictureYudika Nababan

Penutupan Festival Teater Jakarta

Artikel dan foto: Eko Rahmanto

Malam penutupan Festival Teater Jakarta yang diselenggarakan pada 15 Desember 2014 mungkin jadi malam yang paling menegangkan sekaligus ditunggu para peserta. Bagaimana tidak, pada malam itu diumumkan penghargaan untuk delapan nominasi dan tiga besar teater terbaik dalam gelaran festival teater yang sudah berusia 42 tahun ini. Meredam ketegangan, Malam Penuntutupan Festival Teater Jakarta 2014 dibuka dengan penampilan memukau koreografi kreasi Yola Yulfianto berjudul "I Think... Tonk." Dengan pintu-pintu sebagai properti penghidup suasana, Yola berusaha menggambarkan atmosfir kehidupan di lingkungan padat penduduk yang jauh dari kemewahan dan gemerlapnya. Di sana kehidupan terasa sangat lepas, tanpa ada kekhawatiran akan masa depan. Kebebasan ini digambarkan dengan adegan saat para penari yang tampil ala pemuda-pemudi yang sedang berkumpul, bernyanyi dan tertawa bersama. Judul 'I Think... Tonk' sendiri diambil dari pola pikir pemuda-pemudi tersebut yang Yola anggap berpikir, tapi (i)ngga mikir(/i).

Penutupan Festival Teater Jakarta (3).JPG

Turut hadir dalam acara tersebut, Bapak Arie Budhiman selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Dalam sambutannya, ia berharap teater tidak hanya sebagai sebuah hiburan. "Kami harap acara ini mampu meningkatkan apresiasi seni dan memberi pencerahan." Ia pun secara resmi menutup Festival Teater Jakarta 2014. Akhirnya acara memasuki puncaknya: pembacaaan keputusan dewan juri. Sebelumnya anggota dewan juri yang terdiri atas Dindon WS, Iswadi Pratama, Seno Joko Suyono, Ugeng T. Moetidjo, dan Zen Hae sudah melakukan diskusi panjang untuk menentukan yang terbaik di antara para peserta teater. Bahkan diakui bahwa diskusi tersebut berlangsung hingga tengah malam.

Penutupan Festival Teater Jakarta (5).JPG

Dengan raut wajah peserta yang harap-harap-cemas, dibacakanlah keputusan juri. Berikut hasilnya:

  • Teater dengan naskah asli terbaik: Teater Nonton dengan lakon Greyhound

  • Penata musik terbaik: Mulyana dari Teater Ghanta

  • Penata artistik terbaik: Yustiansyah Lesmana dari Teater Ghanta

  • Pemeran pembantu wanita terbaik: Dini Hidayat dari Teater Nonton

  • Pemeran pembantu pria terbaik: Rusmedie Agus dari Teater 21 April

  • Pemeran utama wanita terbaik: LIZ Bezoed dari Teater Galaxy

  • Pemeran utama pria terbaik: Manahan Hutahuruk dari Teater Nonton

  • Sutradara terbaik: Yustiansyah Lesmana dari Teater Ghanta

Penutupan Festival Teater Jakarta (6).JPG

Selanjutnya dibacakan 3 teater terbaik dari 18 kelompok teater yang mengikuti Festival Teater Jakarta. Teater Galaxy dan Teater Ghanta masuk dalam tiga besar dengan menempati posisi 3 dan 2. Sementara Teater Nonton didaulat sebagai teater terbaik pertama. Keriuhan pun terdengar dari bangku tempat Teater Nonton berkumpul. Mereka terlihat sangat bergembira dan seakan tak percaya bahwa mereka dapat menempati posisi paling atas dari 18 kelompok teater unggulan di Jakarta. Tak lupa mereka berfoto mengabadikan momen kemenangan mereka.

Penutupan Festival Teater Jakarta (7).JPG

Acara pun ditutup dengan penampilan santai nan memukau dari Bonita and The HusBand. Tampil berlatarkan dinding kaca gedung Teater Jakarta Taman Ismasil Marzuki, mereka mulai mengalunkan musik menemani agenda terakhir penutupan FTJ 2014: makan malam.

Sebelumnya kelompok Teater Sindikat Aktor Jakarta, Teater Lugas, Teater Sneptu, Teater Indonesia, Teater 21 April, Teater Merah Maroon, Teater Galaxy, Teater El Na'ma, Teater Samudera Indonesia, Teater Baru, Teater Fatima, Teater Nonton, Teater Hijau 51, Teater Alamat, Teater Ghanta, Sketsa Act, Komunitas Ranggon Sastra, dan Bumi Kalamtara telah menampilkan penampilan terbaik mereka tanggal 5-14 Desember 2014. Dengan tema: "BEBAS," mereka mencoba mengkreasikan seni drama yang dipentaskan di Teater Kecil dan Teater Luwes. Festival ini akan dibuka dengan penampilan Teater Stasiun dan ditutup pertunjukan tari dari koreografi Yola Yulfianti. Ada juga workshop teater dan sajian presentasi hasil riset dua kelompok teater berjudul Kota yang Tenggelam.

32 views0 comments
bottom of page