top of page
Writer's pictureYudika Nababan

Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2014

Artikel & Foto: Akbar Keimas

Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2014 (2).JPG

Perkembangan dunia tulis menulis dalam bentuk novel semakin hari semakin menggeliat. Hal ini terlihat dari banyaknya penulis novel muda baru yang bermunculan dan juga bukti nyata banyaknya novel baru di setiap toko buku yang ada di Indonesia, khususnya di Jakarta. Para penulis baru hadir saling susul-menyusul, entah dari tradisi sastra mana, tetapi mereka menulis dalam bahasa Indonesia dan menghasilkan novel yang bisa dibilang kurang serius. Novel sendiri dipercaya memiliki andil yang sangat penting untuk memperkuat pertumbuhan sastra di Indonesia. Oleh karena itu, Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta kembali mengadakan Akademi Menulis Novel DKJ 2014 (sebelumnya bernama Bengkel Novel DKJ) dengan tujuan melahirkan para penulis novel baru yang memiliki kemampuan jauh lebih baik dari sisi menulis, bukan hanya para penulis novel yang hanya iseng-iseng mencoba mengeksplorasi segi-segi estetik novel saja. Para peserta yang mengikuti Akademi Menulis Novel DKJ 2014 ini awalnya diharuskan mengirimkan karya asli prosa sebagai salah satu syarat, sebab melalui karya tersebut seseorang dapat dinilai layak atau tidaknya mengikuti pelatihan ini. Setelah terpilih para peserta mendapatkan pelatihan yang diberikan oleh AS Laksana (novelis dan pendiri sekolah menulis kreatif “Jakarta School”) dan Yusi Avianto Pareanom (penulis dan pemilik Banana Publishing), dengan materi pengolahan gagasan dan tokoh, alur cerita, menulis dengan panca indera hingga soal kejernihan berbahasa yang cukup penting. Selain pengajar tetap, Akademi Menulis Novel DKJ 2014 juga memiliki pengajar tamu di antaranya Hetih Rusli, Editor Gramedia Pustaka Utama yang menyampaikan materi “Gender dan Erotika dalam Sastra” oleh Nezar Patria, Filsafat, aktivisme dan Sastra oleh Linda Christanty serta jurnalisme dan sastra. Mulai tahun 2014 ini, para peserta yang terpilih semuanya mendapatkan beasiswa penuh. Peserta pada pelatihan ini disaring hingga 12 orang dengan waktu pelatihan selama tiga bulan dengan intensitas pertemuan sebanyak 12 kali. Selama kurun waktu tersebut peserta benar-benar mendapatkan pelatihan secara maksimal, dengan harapan kelak mereka akan memliki proyek penulisan yang hampir selesai dan siap bersaing dengan para penulis lain dalam iklim sastra yang lebih semarak. Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sendiri menyadari bahwa bakat menulis adalah sesuatu yang terberi, sementara ketrampilan menulis bisa dipelajari, baik untuk sementara waktu maupun secara terus menerus. Sudah menjadi rahasia umum, penulisan sastra kita hari ini terlalu percaya pada bakat alam. Para penulis kita lebih mengandalkan “bakat alam” ketimbang “intelektualitas.” Setelah melewati proses yang cukup panjang, akhirnya Dewan Kesenian Jakarta menggelar Malam Anugerah Sayembara Menulis Novel DKJ 2014 untuk mengumumkan para pemenang dalam sayembara tersebut. Acara yang berlangsung pada Kamis, 18 Desember dan berlokasi di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta ini diisi dengan berbagai kegiatan sastra. Acara dimulai pada pukul 15.00 dengan diskusi “Telaah Kritis atas Novel-novel Pemenang Sayembara Menulis Novel DKJ: Satu Dekade” bersama Seno Gumira Ajidarma dan Linda Christanty. Setelah itu dilanjutkan dengan peluncuran buku Memasak Nasi Goreng tanpa Nasi: Antologi Esai Pemenang Sayembara Kritik Sastra DKJ 2013 pada pukul 17.00 WIB.

Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2014 (1).JPG

Di penghujung acara ditutup dengan pengumuman pemenang Sayembara Menulis Novel DKJ 2014 yang diumumkan oleh Nukila Akmal, Martin Suryajaya, dan Zen Hae selaku dewan juri. Keluar sebagai juara pertama Mahfud Ikhwan dengan judul karya Kambing dan Hujan. Setelah pengumuman acara pun dimeriahkan dengan penampilan musik oleh Bungabel, Pohon Tua (Dialog Dini Hari), Sanggar Matahari dan dramatic reading Puisi Slamet Sukirnanto serta Bakdi Sumanto oleh Ferdi Firdaus.

140 views0 comments
bottom of page