top of page
Writer's pictureYudika Nababan

Salihara Jazz Buzz presents Andy Gomez Collective Art

Artikel: Isthi Rahayu | Foto: Witjak Widhi Cahya

16535057691_bbedd718a1_o.jpg

Sesungguhnya, reporter Seputar Event agak gentar tatkala menerima undangan meliput penampilan Andy Gomez Collective Art Feat Matthew Sayerz pada Salihara Jazz Buzz 2015, 15 Februari 2015. Sejauh ini, hanya aliran musik pop lah yang bisa membuat reporter Seputar Event “terhibur.” ‘Nggak ngerti, suka berat,’ begitu batin reporter Seputar Event tiap kali ditawari menonton jazz. Namun tampaknya anggapannya akan aliran musik yang lahir di New Orleans, Amerika Serikat, pada akhir tahun 1890an tersebut sedikit berubah pasca menonton Time Story, persembahan Andy Gomez Collective Art. Ternyata jazz pun bisa “asyik” dan menghibur bahkan untuk reporter Seputar Event yang tak akrab dengan aliran musik yang satu ini.

Sesuai dengan tagline yang diusung Salihara Jazz Buzz tahun ini, Yang Muda yang Ngejazz, maka tak salah jika kurator Salihara menghadirkan Andy Gomez Collective Art yang digawangi oleh Andy Gomez pada piano, Zoltan Renaldi pada bass, M Chairul Umam pada saksofon, dan Rijal Tan Menan pada perkusi ini. Karena di usia yang terbilang muda, malam tersebut mereka mampu menyuguhkan tak hanya komposisi milik komposer kenamaan dengan pendekatan dan interpretasi berbeda, namun juga karya asli yang mampu menghibur para penonton yang memadati teater Salihara, Jakarta Selatan.

Bergeser sedikit dari pukul 16.00, keempatnya membuka penampilan mereka dengan komposisi Papaya Street yang merupakan karya Andy Gomez. Saat suasana sudah mulai menghangat, Andy Gomez and friends pun menyuguhkan karya Chick Corea—yang ternyata merupakan salah satu musisi favorit Andy Gomez, Children Song No. 6. Total sore itu Andy Gomez Collective Art mempersembahkan delapan komposisi yang di tiap-tiap penampilannya mendapat sambutan hangat dari pada penonton.

16535146181_9b61afbb47_o.jpg

Jika ditanya komposisi mana yang paling berkesan bagi reporter Seputar Event, maka Nusa Antara karya Andy Gomez lah jawabannya. Seperti judulnya, Nusa Antara, Andy Gomez and friends mencoba untuk mengangkat keunikan serta ragam budaya Indonesia melalui lagu. Para penonton yang hadir sore itu diajak untuk “berkeliling” menikmati keindahan Indonesia, melalui permainan yang mereka suguhkan. Kompisisi tersebut dibuka dengan penampilan Rijal Tan Menan yang memainkan Saluang, alat musik khas Sumatera Barat. Ia pun menyenandungkan beberapa bait lagu daerah minangkabau hingga akhirnya disambung dengan tembang berbahasa Aceh.

15914368484_a7016dc9b2_o.jpg

Yang tak kalah istimewanya pada penampilan malam itu adalah kehadiran Matthew Sayersz pada beberapa tembang, di antaranya Dance for Victor dan Blue Rondo a la Turk karya Dace Brubeck. Pada momen ini, Matthew berinteraksi dengan para penonton dengan meminta mereka menirukan suaranya. Suara bersahut-sahutan antara denting piano, suara Matthew, dan suara penonton yang berusaha menirukan aksi panggung Matthew tak ayal menjadi atraksi yang mengundang gelak tawa tersendiri.

21 views0 comments
bottom of page