Artikel & Foto: Isthi Rahayu
Membawakan lagu “Separuh Aku” milik Noah, “Posesif” milik Naif, atau “Kemesraan” milik Franky Sahilatua dalam festival jazz? Awalnya reporter Seputar Event sempat ragu apakah benar dapat mencecap aroma jazz dalam lagu-lagu tersebut. Irsa Destiwi dan Robert Mulya Raharja menjadi penampil keenam pada Salihara Jazz Buzz yang digelar di Teater Salihara, Jakarta. Keduanya yang sebelumnya tergabung dalam Shadow Puppets Quartet tersebut membawakan 12 lagu yang beberapa di antaranya sudah akrab di telinga para penikmat musik, khususnya jazz. Sebut saja “I’ll Be Alright” milik Alan Broadbent, “Yesterdays” milik Jerome Kern, “Pannonica” milik Thelonious Monk, “Damai tapi Gersang” milik Adjie Bandi dan “Blue Rondo A La Turk” milik Dave Brubeck. Semua komposisi tersebut dikemas dengan nuansa hard bob dan bebop yang pastinya mendatangkan nuansa tersendiri. Anda juga penikmat musik klasik? Jika iya, tentunya mengenal komposisi “Prelude Op. 28 No. 4 (Suffocation)” milik Frederic Chopin. Nah, bagaimana jika komposisi tersebut dikemas dalam balutan irama jazz? Yas pasti baik para penikmat musik klasik maupun jazz dapat menikmati aransemen tersebut.
Selain karya-karya milik komposer jazz yang sudah akrab di telinga, pada pertunjukan yang digelar 21 Februari 2015 tersebut keduanya juga menyuguhkan komposisi asli milik Irsa Destiwi bertajuk “Play by Ear,” “Dibawa Gelombang” yang dikemas dalam balutan jazz kontemporer, ataupun “Cintaku jauh di Pulau.” Dua karya yang terakhir disebutkan cukup istimewa, karena berdasarkan puisi karya Sanusi Pane dan Chairil Anwar. Nah, lalu bagaimana dengan lagu-lagu “Kemesraan,” “Posesif,” dan “Separuh Aku,” yang biasa disenandungkan orang dalam irama pop? Pastinya, reporter Seputar Event tak menyangka jika lagu-lagu tersebut pun bisa dinikmati dalam balutan musik jazz. Ditambah dengan suara harmonika? Yang pasti lagu-lagu tersebut jadi tambah ciamik. Ya, pertunjukan malam itu menjadi lebih sempurna ditambah iringan harmonika yang dimainkan oleh Rega Dauna yang tak lain merupakan putra dari musisi jazz Indonesia kenamaan, Glenn Dauna. Rega Dauna mengiringi keduanya pada beberapa lagu, salah satunya adalah “Separuh Aku” yang pastinya malam itu mengalun dengan lebih istimewa.
Tampaknya apa yang dikatakan oleh Irsa Destiwi tatkala berbincang dengan reporter Seputar Event usai pertunjukan usai benar adanya, jika musik jazz itu dinamis. Satu komposisi akan selalu dibawakan secara berbeda sehingga menciptakan nuansa yang berbeda-beda pula. Dan malam itu, Seputar Event beruntung dapat mendengarkan deretan lagu yang dengan nuansa “ala” Irsa Destiwi dan Robert Mulya Raharja yang pastinya mengesankan.