Meneropong Isu Sosial Ibukota Dari Kacamata Sesosok Tabib
Jakarta, 5 Maret 2015 – Setelah sukses dengan beragam pementasan yang telah dilakukan, forum budaya yang diprakarsai oleh Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, dan Agus Noor kini kembali menggelar pertunjukan segar dan inovatif sebagai ikhtiar membangun Indonesia plural, yang toleran, dan berbudaya dengan mengolah kekayaan khasanah seni budaya Indonesia. Didukung Djarum Apresiasi Budaya, Indonesia Kita mempersembahkan pertunjukan bertajuk Tabib Dari Timur yang akan dilaksanakan pada 18-19 Maret 2015 mendatang di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
“Djarum Apresiasi Budaya telah mendukung program “Indonesia Kita” selama lima tahun, dimulai dari tahun 2011 dan berlanjut hingga tahun 2015. Program “Indonesia Kita” telah menjadi magnet bagi masyarakat, terbukti dari setiap pelaksanaannya selalu mendapat apresiasi yang sangat tinggi dengan penjualan tiket pertunjukan yang selalu habis, bahkan hingga menggelar pertunjukan tambahan untuk melayani permintaan masyarakat yang tidak kebagian tiket di pertunjukan regularnya. Mereka selalu mengangkat isu sosial dengan membawa perspektif berbeda ke panggung pertunjukan yang dikemas secara artistik. Dan pada tahun ini, program Indonesia Kita akan menampilkan empat pertunjukan yaitu, Tabib dari Timur, Meminang Minang, Sinden Republik, dan Monumen Kenangan,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
‘Tabib Dari Timur’ mengisahkan harapan rakyat akan pemimpin yang bisa membawa kemakmuran. Dengan gaya komedi, dikisahkan pemimpin yang dinanti-nantikan itu akan datang dari Timur. Ia bagai seorang tabib, atau juru sembuh, yang akan menyembuhkan bermacam penyakit bangsa yang kronis, terutama penyakit-penyakit sosial yang mewabah di ibu kota. Melalui tokoh tabib yang jenaka itu, bermacam persoalan di pusat seperti Jakarta, justru diurai hingga terlihat sisi kelucuannya.
“Selama ini cara kita memandang berbagai persoalan bangsa cenderung dari kaca mata pusat, berbagai persoalan yang terjadi di daerah cenderung dipahami dengan persepsi pusat sebagai kebenaran. Nah lakon Tabib dari Timur itu membaliknya,” ujar Butet Kartaredjasa tim kreatif Indonesia Kita.
Pertunjukan yang disutradari oleh Agus Noor ini ini merupakan hasil ide dari tim kreatif Butet Kartaredjasa, Agus Noor, dan Djaduk Ferianto yang berkolaborasi dengan koreografer asal Papua, Jecko Siompo dan Jeckos Dance Animal Pop Family. Selain itu Tabib Dari Timur didukung pula oleh oleh para komedian, seperti Arie Kriting, Akbar, Marwoto, Trio GAM, penyanyi Audrey Papilaya, beberapa sosialita seperti Vivi Yip, Flora Simatupang, F. Nadira, Fitri Wahab, Unkle B serta kelompok Jakarta Street Music sebagai penata musik.
“Indonesia Kita mencoba memahami kembali Indonesia adalah sebagai sebuah proses berbangsa dan bernegara juga merupakan sebuah proses ke-Indonesia-an melalui jalan kesenian serta kebudayaan. Melaui lakon Tabib Dari Timur ini, menjadi awal serangkaian pementasan Indonesia Kita di tahun 2015 yang menampilkan beragam budaya yang selama ini berada di wilayah pinggiran, atau yang selama ini terpinggirkan,”ujar Agus Noor, tim kreatif, penulis cerita sekaligus sutradara ‘Tabib Dari Timur’.
Lakon Tabib dari Timur ini semakin lengkap dengan koreografi artistik yang mengolah khasanah seni budaya Papua, dimana gerak yang bersumber dari tari-tarian Papua itu menjadi semakin dinamis dan unik ketika dimunculkan dalam gaya hip-hop dance. Jecko Siompo, adalah koregrafer kelahiran Papua yang dikenal sangat konsisten mengangkat idiom-idiom Papua dan khasanah gerak dari Indonesia Timur dengan karya-karya tarinya yang unik, kuat dalam gesture, penuh ritme serta energik.
“Kali ini Indonesia Kita menggandeng Jecko Siompo yang merupakan tokoh terkemuka dalam tari kontemporer di Indonesia. Menguasai tari hip hop, street dance dan ballet juga menguasai tari Jawa, Sumatera, Minang dan beberapa etnis lainnya. Indonesia yang kaya akan seni tradisi dan suku budayanya merupakan “bahan bakar” utama yang unik dan sangat berpengaruh terhadap karya-karya kontemporer yang multikultural. Walaupun begitu Jecko tetap mempunyai bentukk gerak tari yang khas diambil dari kampung halamannya di pesisir Fak Fak dan pedalaman Wamena, Papua (Irian Jaya),” ujar Djaduk Ferianto.
Pementasan “Tabib Dari Timur” akan digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Rabu s/d Kamis, 18-19 Maret 2013, mulai pukul. 20.00 WIB. Untuk informasi lebih lanjut dan pemesanan tiket dapat dilakukan melalui:
Tiket
:PLATINUM Rp. 500.000,
VVIP Rp. 300.000
VIP Rp. 200.000
BALKON Rp. 100.000
Reservasi
Kayan Production & Communication: 0838 9971 5725 / 0856 9342 7788 www.kayan.co.id @infoKAYAN
Taman Ismail Marzuki: 0813 1935 1935 / 0815 1935 1935 / 0857 1935 1935 / 021 9735 9735 www.tamanismailmarzuki.com/tiket-tim
Kuis SE kembali lagi!
Yup, kami punya 4 tiket untuk 2 orang pemenang yang ingin menyaksikan pementasan Tabib dari Timur di Graha Bhakti Budaya, TIM pada 18-19 Maret 2015.
Caranya mudah, cukup ikuti langkah-langkah berikut ini:
Pastikan kamu sudah follow akun Twitter @SeputarEvent & @infoKayan
Lalu like Fan Page Kayan (https://www.facebook.com/kayan.production) dan Seputar Event (https://www.facebook.com/seputar.event)
Setelah itu, jawab pertanyaan ini: Apakah penyakit sosial di Ibu Kota sudah sedemikian kronis sehingga membutuhkan sentuhan Tabib yang handal?
Jawab di kolom komentar, lalu akhiri dengan nama akun twittermu
Copy & paste kalimat ini di akun Twittermu: “Tonton pementasan Tabib dari Timur prsembahn @infoKayan w/ @SeputarEvent on 18-19/3/15 @ TIM for free. Klik http://goo.gl/tAyrxJ 4 info”
Ketentuan:
Kuis dimulai pada hari Jumat, 13 Maret 2015 dan ditutup pada hari Selasa, 17 Maret 2015 pukul 00.00.
Para pemenang akan kami umumkan pada hari Kamis, 17 Maret 2015 pada pukul 10.00 melalui akun Twitter, Facebook, juga website kami.
Pemenang akan kami nilai melalui jawaban yang terbaik dan keputusan panitia tidak dapat diganggu gugat.
Jadi, tunggu apa lagi? Berikan opini terbaikmu dan kita kulik bareng isu-isu sosial ibu kota melalui Tabib dari Timur.