top of page
Writer's pictureYudika Nababan

Javanese Folksongs Perkenalkan Budaya Lokal

Artikel & Foto: Akbar Keimas Alfareza

Berbagai festival musik akbar digelar di Jakarta pada bulan Maret ini, namun belum ada yang tergugah mengulik lagu-lagu daerah nusantara untuk dijadikan sebagai festival musik akbar. Indonesia yang kaya akan ragam budaya sepatutnya bangga akan kearifan lokal dari berbagai suku dan bahasanya. Hal tersebutlah yang menjadi tugas para generasi muda untuk memperkenalkan budaya lokal bangsa di mata dunia. Indonesia memiliki anak-anak muda yang sangat kreatif dan inovatif untuk mengembangkan seni dan budaya tradisional menjadi cita rasa global. Galeri Indonesia Kaya bersama Swing Boss Jazz Band dan Sruti Respati menampilkan sebuah pertunjukan kolaborasi antara lagu dari tanah Jawa dengan musik jazz yang menghasilkan harmonisasi suara indah dalam A Jazz Tribute to Javanese Folksongs di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, pada 15 Maret 2015.

“Konsep mengangkat musik dari tanah Jawa yang diiringi musik Jazz menjadi suatu sajian segar dengan mengenalkan dan mendekatkan penikmat seni pada lagu-lagu daerah Indonesia yang sudah jarang diajarkan di sekolah, tentunya pertunjukan ini menjadi pertunjukan unik yang dapat menghibur dan menjadi jembatan untuk mengedukasi masyarakat,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation. Tradisi Jawa dan tradisi jazz sama-sama memiliki akar yang kuat. Tradisi ratusan tahun budaya Jawa berbuahkan ritual, mitos, dan lagu-lagu rakyat yang diwariskan turun temurun mencerminkan kekuatan lokal, sedangkan tradisi jazz yang berasal dari komunitas Afrika di Amerika Serikat telah menjadi musik yang didengarkan di seluruh dunia mencerminkan kekuatan global. Dalam pertunjukan kali ini, Swingg Boss mengangkat perpaduan Java-Jazz yang sesungguhnya, dimana tradisi Jawa dan tradisi jazz menjadi satu dalam lagu. Suara Sruti Respati yang sangat kental dengan lafal Jawa membawa warna baru dalam gubahan jazz yang dibawakan. Swing Boss dan Sruti Respati mencoba merekayasa kedua kekuatan itu menjadi satu musik baru, yaitu cita-rasa lokal dalam rasa global Pada acara ini Swing Boss Jazz Band memainkan musik-musik Indonesia dalam balutan melodi bossanova dan swing bersama Sruti Respati dan Sion Brothers Acappella. Pertunjukan yang berlangsung selama tujuh puluh menit ini menyajikan lagu seperti “Rek Ayo Rek,” “Dondong Opo Salak,” dan “Suwe Ora Jamu,” sedangkan lagu-lagu yang dibawakan bersama Sruti Respati berjudul “Gundul Pacul,” “Jangkrik Genggong,” dan “Gambang Suling.”

Swing Boss Jazz Band juga memainkan musik-musik Indonesia dalam tradisi swing dan bossanova-nya. Musik olahan Swing-Boss terasa unik karena diisi oleh kombinasi selera retro dan modern. Keragaman selera ini terbentuk karena rentang usia anggotanya mulai dari 23 tahun hingga 65 tahun yang terdiri dari Om Imry pada saxophone, Donny pada bass, Sofyan pada gitar, Eko pada drum, Jacob pada piano, Olva pada keyboard, Ivana pada vokal, dan si bungsu Zefanya yang baru saja bergabung awal 2015.

“Saya sangat antusias ketika Swing Boss Jazz Band mengajak untuk tampil dalam pertunjukan ini. Saya yang biasanya membawakan lagu-lagu keroncong merasa tertantang untuk tampil dengan diiringi musik jazz. Semoga penampilan kami dapat menarik kembali minat masyarakat untuk mendengarkan dan memperkenalkan kepada anak–anak muda saat ini kepada lagu daerah yang terkesan mungkin terkesan kuno,” ujar Sruti Respati. Sruti Respati juga menyanyikan beragam jenis musik seperti etnik, pop, jazz, keroncong dan tradisi dengan langgam cengkok jawa yang menjadi ciri khasnya

30 views0 comments
bottom of page