Artikel & Foto: akbar Keimas Alfareza
Seorang pemuda bernama Aladin hadir di kampus London School Public Relation Jakarta (LSPR Jakarta). Ia datang lengkap dengan busana ala Timur Tengah, jin lampu ajaib, serta karpet ajaib. Tokoh cerita 1001 malam yang sosoknya akrab di telinga anak-anak hingga dewasa ini hadir di tengah-tegah mahasiswa LSPR bukan untuk pesta kostum, melainkan karena pada 18 April 2015 diselenggarakan pertunjukan drama musikal yang digelar di Prof. Djajusman Auditorium & Performance Hall, LSPR-Jakarta. Pertunjukan bertajuk Aladin yang melibatkan 19 mahasiswa LSPR tersebut mengisahkan tentang persahabatan dan petualangan Aladin dengan jin lampu ajaib yang mengendarai karpet terbang. Seni pertunjukkan ini mengharuskan para pemerannya mengkomunikasikan sebuah cerita melalui tarian, permainan alat musik, nyanyian, dan dialog. Namun yang teristimewa, para pemain yang terlibat merupakan mahasiswa London School Beyond Academy (LSBA), lembaga pendidikan lanjutan setelah SMA untuk anak berkebutuhan khusus, autis, yang didirikan oleh LSPR Jakarta.
Dari 19 mahasiswa yang terlibat, 18 di antaranya bermain peran dan satu mahasiswa bertanggung jawab terhadap lighting. Selama satu bulan, mereka berlatih sebanyak tiga kali dalam seminggu di bawah bimbingan dan naungan Departemen Performing Arts of Communication-STIKOM The London School of Public Relations, Jakarta. Acara ini juga merupakan penutup rangkaian acara Autism Awareness Festival ketujuh yang dilakukan dalam rangka memperingati Autism Awareness Day yang jatuh pada 2 April setiap tahunnya. “Dalam kesehariannya, para mahasiswa LSBA diajarkan berbagai keterampilan seperti fotografi, melukis, pelajaran komputer, dan keterampilan lainnya yang bisa membuat mereka menjadi pribadi yang mandiri,” ujar Chrisdina Wempi selaku Head of London School Centre of Autism Awareness (LSCAA) dan LSBA. Ia menuturkan, melalui pementasan Aladin, diharapkan para mahasiswa mampu melengkapi keterampilan yang telah mereka miliki dengan beragam soft skill. Ada banyak hal yang bisa dipelajari dalam sebuah proses pergelaran drama ini, seperti bekerjasama dengan tim untuk menampilkan sebuah pertunjukan, bersabar menanti giliran, bertanggung jawab dengan peran dan kostum mereka masing-masing selama proses latihan dan pertunjukkan berlangsung.