Artikel & Foto: Akbar Keimas Alfareza
Kalanari Theatre Movement Yogyakarta mengadakan silaturahmi kultural di Ibu Kota Jakarta dengan menggelar pertunjukan teater “Kapai-kapai” (atawa Gayuh), sebuah versi “Jawa” karya Arifin C Noer. Pertunjukan yang disutradarai oleh Ibed Surgana Yuga ini merupakan salah satu hasil gerakan budaya yang dilakukan Kalanari Theatre Movement bersama Sanggar Bangun Budaya (Magelang) sejak 2013. Pementasan ini digelar di Teater Atap Komunitas Salihara, Jakarta Selatan, selama dua hari pada 23-24 April 2015. Naskah yang ditulis pada tahun 1970 ini dibawakan dalam kemasan “Jawa” yang membuat pementasan Kapai-kapai kali ini berbeda dari yang biasanya. Tak sekadar dari segi bahasa saja yang diubah menjadi bahasa Jawa, namun tokoh, simbol, dan idiom pun diselaraskan dalam budaya Jawa. Salah satu perubahan besar yang dilakukan adalah diubahnya tokoh Emak (perempuan) menjadi Ki Dhalang (laki-laki).
Menurut Ibed sang sutradara, awalnya lakon “Kapai-kapai” hanya diposisikan sebagai media dialog antara Kalanari yang menekuni teater modern dan membuka diri dalam mempelajari seni tradisi dengan Sanggar Bangun Budaya yang getol dengan kesenian tradisi Jawa, namun terbuka dengan berbagai pembaruan yang kontemporer. “Proses inilah yang memunculkan ide untuk men-“Jawa”-kan masterpiece Arifin C. Noer ini,” ujar Ibed. Pementasan Kapai-kapai (atawa Gayuh) digelar di ruang terbuka dan dirancang untuk membaur bersama penonton. Pentas “Kapai-kapai (atawa Gayuh)” ini merupakan penutup dari gelaran maraton pementasan teater di Komunitas Salihara yang bertajuk Helateater.
Naskah drama “Kapai-kapai” bercerita tentang wong cilik Abu dan Iyem yang tertindas sistem dan terjebak dalam kemiskinan terstruktur kaum buruh. Ada tokoh Emak yang menyusun skenario penjerumusan Abu ke dalam lapis-lapis penderitaan, melalui lapis-lapis dunia dongeng dan janji-janji muluk yang tampak mulia bin membahagiakan. Emak terus menekan Abu untuk mencari Cermin Tipu Daya, sebuah jimat yang bisa mengabulkan apa pun permintaan pemiliknya. Bagian demi bagian lakon Kapai-kapai diwarnai dengan kisah Abu mencari Cermin Tipu Daya dan represi demi represi penguasa (bos pabrik).