Jakarta memiliki banyak museum dengan koleksi benda peninggalan yang bersejarah. Salah satu museum yang memiliki banyak koleksi adalah Museum Nasional Republik Indonesia, sebuah lembaga studi warisan budaya dan pusat informasi edukatif kultural dan rekreatif yang berperan untuk menyelamatkan dan melestarikan benda warisan budaya bangsa Indonesia. Pada masa Eropa sedang mengalami revolusi intelektual (the Age of Enlightenment), yaitu saat orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan, Belanda tidak mau ketinggalan dengan mendirikan De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda) pada 1752 di Haarlem. Hal ini lantas memotivasi orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis. Di Batavia, pemerintah Belanda mendirikan lembaga bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, pada tanggal 24 April 1778. Inilah yang mengawali eksistensi Museum Nasional Indonesia. Lembaga independen ini didirikan dengan tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi, dan sejarah. Yang menarik, koleksi yang dimiliki Museum Nasional tidak hanya berasal dari nusantara tapi juga koleksi keramik asing. Meskipun berasal dari mancanegara, semuanya ditemukan di wilayah nusantara. Keramik-keramik tersebut merupakan bukti otentik penting tentang hubungan luar negeri yang sudah terjalin sejak lama antara Indonesia dengan negara lain. Sejak awal berdiri, Museum Nasional mengembangkan semboyan "Ten Nutte van het Algemeen" (Untuk Kepentingan Publik), yang maksudnya lembaga berusaha untuk lebih mendekatkan diri lagi dengan masyarakat luas. Salah satu acara tahunan yang diselenggarakan oleh Museum Nasional adalah Festival Hari Museum Internasional, yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun Museum Nasional. Sejak tahun 1977, International Council of Museums (ICOM) mengadakan International Museum Day (IMD). Museum-museum di seluruh dunia yang tergabung dalam ICOM akan mengadakan event yang kreatif dan sesuai dengan tema Hari Internasional Museum yang sudah ditentukan. Sebagai salah satu anggota ICOM, Museum Nasional turut serta merayakan Hari Museum Internasional tersebut. Kegiatan di dalam acara ini bertujuan untuk menjalin hubungan dengan masyarakat serta menekankan pentingnya Museum sebagai lembaga yang memfasilitasi masyarakat untuk belajar dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Kepala Museum Nasional Intan Mardiana mengatakan sebagai lembaga pelestarian warisan budaya bangsa, Museum Nasional telah melakukan kajian terkait berbagai aspek teknis permuseuman. Dari hasil kajian tersebut program-program publik Museum Nasional disusun untuk dikomunikasikan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Pada tahun ini, Hari Museum Internasional yang jatuh pada tanggal 18 Mei 2015 serta juga bertepatan dengan hari ulang tahun ke-237 Museum Nasional pada bulan April akan mengangkat tema “Museum Nasional dan Peran Komunitas”. Tahun ini festival akan diselenggarakan selama kurang lebih empat puluh hari terhitung sejak 21 April sampai 25 Mei 2015. Festival akan terselenggara dengan melakukan sosialisasi, promosi, serta hiburan kepada masyarakat. Festival akan terdiri dari beberapa rangkaian acara, yaitu lomba gerak jalan, kids fashion show, paduan suara, pembuatan film pendek, dan workshop mainan dan permainan tradisional, serta bazaar. Rangkaian festival akan diakhiri dengan acara puncak atau Gebyar Festival pada tanggal 25 Mei 2015. “Program publik tersebut diharapkan mampu membangun dan memperkuat karakter bangsa. Agar tepat sasaran dan sesuai dengan harapan masyarakat, program publik Museum Nasional lebih melibatkan peran komunitas,” jelas Intan.