top of page

Double D, Dukung Suksesnya Event Dengan Seni Badut


Tak dapat dipungkiri, sebuah event kerap kali membutuhkan banyak elemen yang dapat menentukan sukses atau tidaknya event tersebut. Salah satunya adalah kehadiran badut atau talent dengan keahlian menghibur, yang dapat meningkatkan energi pada event tersebut dan pastinya menghibur para pengunjung yang hadir.

Namun ternyata fungsi badut tak sebatas menghibur saja. Karena selain memberi warna atau suasana tersendiri, kesuksesan badut dalam menghibur para pengunjung yang menghadiri suatu event juga dapat berujung pada sampainya pesan yang berusaha disampaikan oleh penyelenggara event. Dan di saat inilah peran badut menjadi sangat krusial: membuat para pengunjung yang datang terhibur dan menaruh perhatian pada brand yang berada di balik aksi si badut, dan dalam waktu yang bersamaan sang penyelenggara event pun puas karena pesan promosi yang berusaha mereka sampaikan dapat diterima dengan baik oleh para pengunjung.

Pada acara Tumpek Blek yang diselenggarakan di Parkir Timur Senayan, pada 9 Mei 2015, Seputar Event berkesempatan untuk berbincang dengan pemilik Double D, salah satu vendor badut terkemuka yang sudah tak asing lagi namanya, Dedy Delon.

Satu hal yang terbersit dalam benak reporter Seputar Event ketika mendengar kata badut adalah orang dengan keahlian sirkus dengan dandanan “heboh” dan berhidung merah sebagai ciri khasnya. Tapi ternyata, anggapan tersebut salah ketika kami berbincang dengan pria yang juga merupakan Sekretaris Jendral Paguyuban Seniman Badut Indonesia (PASI) ini.

Sejak kapan mulai merintis bisnis vendor badut ini? Sejak duduk di bangku SMP, saya sudah menjadi badut di banyak tempat, semisal Ancol maupun Dufan. Pada tahun 1992, saya baru terfikir untuk membuat sanggar badut sendiri yang memang difokuskan untuk event. Namun saya bisa bilang jika sanggar yang saya miliki berbeda dengan vendor badut kebanyakan, karena jasa badut yang saya tawarkan adalah khusus untuk event, bukan sekadar untuk ulang tahun.

Mengapa mengkhususkan diri untuk event? Saya melihat jika ada banyak event yang membutuhkan seniman badut namun talent-nya sedikit. Di awal berdirinya Double D memang masih berkutat dengan event ulang tahun, namun secara perlahan akhirnya lebih fokus untuk event karena lebih menantang dan targetnya lebih besar. Namun begitu, kami juga tetap melayani kebutuhan klien akan badut ulang tahun.

Ada berapa personel yang dimiliki Double D saat ini? Awalnya kami hanya memiliki lima personel yang berasal dari sekeliling rumah saya. Mereka saya ajari dasar-dasar menjadi badut, semisal sulap, pantomim, akrobatik, ataupun keahlian lainnya. Saya tidak ingin mereka seperti badut-badut di jalanan yang tidak memiliki keahlian dan hanya meminta belas kasihan saja. Keahlian itu perlu! Sekarang saya sudah memiliki 20 personel dan beberapa mantan anak buah saya saat ini juga akhirnya terjun ke dunia kerja yang saya geluti. Saya tak menganggap keberadaan mereka adalah saingan dalam konotasi yang negatif, saya malah bangga karena ilmu yang dulu pernah saya ajarkan akhirnya bermanfaat bagi orang lain. Bagaimana manajemen Sumber Daya Manusia (ADM) dan event yang Double D lakukan? Saya sendiri yang mengatur jadwal, me-manage para personel, bertanggung jawab pada pembuatan kostum, hingga melatih talent yang saya miliki. Saya juga biasa menjalin hubungan dengan rekan-rekan seprofesi karena terbukti banyak mendatangkan manfaat. Contohnya saja, suatu hari saya pernah dipercaya untuk menjadi vendor dalam suatu event yang membutuhkan 1.000 seniman badut. Karena saya tidak memiliki talent sebanyak itu, maka saya memanfaatkan jaringan yang saya miliki untuk dapat memenuhi permintaan klien. Saya menghubungi mantan anak buah saya yang memiliki usaha sejenis atau mencari lewat PABSI.

Adakah persyaratan khusus dari klien untuk mencari seorang talent? Biasanya klien lebih suka dengan talent yang memiliki keahlian sehingga memiliki impact yang lebih besar untuk promo yang mereka gelar dibandingkan dengan talent yang memiliki tampilan unik namun tidak memiliki keahlian. Oleh karena itu, sebelum personel yang saya rekrut terjun ke lapangan, saya latih terlebih dahulu. Tapi biasanya talent yang saya ambil sudah memiliki basic atau pernah berkecimpung di dunia seni.

Bagaimana perkembangan seniman badut di Indonesia? Saya merasa miris dengan teman-teman seniman badut yang mempromosikan jasanya di tiang-tiang listrik atau bahkan menancapkan iklannya di pohon. Selain merusak lingkungan, hal tersebut justru membuat pamor seniman badut turun. Biasanya, dengan media promosi yang seperti itu nilai job mereka tak lebih dari Rp200.000. Bayangkan jika mereka mau meningkatkan keahlian yang dimiliki, lebih up date dengan kostum yang sedang happening atau yang digemari oleh klien, dan menggunakan media promosi yang bagus. Pastinya, usaha mereka akan lebih dinamis lagi. Melalui PASBI saya berusaha untuk mencegah hal-hal semacam ini. Selain itu, PASB juga digunakan sebagai wadah untuk berbagi job.

Event paling besar yang pernah Double D tangani? Event promosi Xenia di Ancol yang dihadiri oleh lebih dari 10.000 pengunjung. Selain itu ada juga event yang membutuhkan 1.000 talent seperti yang saya sebutkan di atas. Dan event lain yang tak kalah istimewanya yang pernah saya tangani adalah event Euro di mana kami menampilkan keahlian juggling di jalanan yang sukses menarik perhatian para pengunjung.

Adakah kesulitan tersendiri saat memenuhi permintaan dari klien? Sebenarnya yang paling sulit adalah proses pembuatan kostum. Kita harus mengenali kostum apa yang klien minta dan tak hanya sampai di situ, karena sebelumnya proses pembuatan kostum ada baiknya kita memberi saran dan masukan kepada klien kostum apa yang sesuai dengan event yang mereka akan selenggarakan. Misalnya untuk suatu event kami akan mengusulkan kostum dan aksi talent seperti apa yang bagus untuk dilakukan.

Semua detail tersebut harus dilakukan karena kita juga berkewajiban memberi impact positif kepada klien yang telah menggunakan jasa kita. Komunikasi yang baik juga harus dilakukan dengan klien untuk menghindari kesalahan, karena untuk merevisi kostum membutuhkan waktu sementara kita memiliki deadline yang harus dikejar.

Tingkat kesulitan sebuah kostum juga bermacam-macam, ada yang bisa kita buat dari bahan-bahan yang ada di keseharian kita namun ada juga yang bisa kita mix and match dari kostum-kostum lama. Lalu Reporter Seputar Event pun tertarik dengan kostum yang mereka gunakan pada saat acara Tumpek Blek sore tersebut.

Ini desain Pit stop yang kami rancang untuk keperluan klien kami. Desain Pit stop yang saya desain berbeda dengan desain pit stop yang sudah banyak beredar, bahannya pun kami rancang berbeda dengan pit stop kebanyakan. Itu yang membuat klien saya (Pertamina) puas, terlebih desain pit stop yang sebelumnya mereka berikan ternyata dapat saya kembangkan untuk keperluan promosi klien itu sendiri.

Lalu kostum-kostum apa yang sekarang Double D miliki? Kami membuat kostum hanya dari permintaan konsumen. Tapi yang menjadi nilai plus dari Double D sendiri ialah konsep kostum yang dibuat jauh lebih menarik dan inovatif. Kami juga memiliki banyak stok kostum universal juga yang bisa digunakan untuk event-event netral dan bukan pesanan klien, misalnya kostum untuk ulang tahun atau family gathering. Kostum itu misalnya kostum karakter badut pada umumnya, kostum karnaval, hingga kostum super hero. Untuk menyesuaikan kebutuhan event kami juga memiliki kostum yang ikonik misalnya Elvis atau Michael Jackson.

Kostum merupakan hal yang penting di Double D, bahkan tak jarang justru banyak klien yang meminta membuat kostum saja dan skalanya besar. Saya terima dan saya buat pesanan tersebut, desainnya saya rancang dan saya sesuaikan dengan permintaan klien lalu dibuat dengan penjahit yang saya pekerjakan. Saat ini ada lebih dari 1.000 kostum yang saya miliki di rumah.

Peran Badut sendiri dalam sebuah event? Badut juga seniman dan saya rasa hampir semua event membutuhkan itu. Mungkin dalam benak orang-orang badut itu karakter dengan hiasan wajah yang khas atau dengan hidung merahnya. Namun kami tidak. Kami berinovasi khusunya dalam bidang kostum dan keahlian terhadap event-event yang kami tangani. Misalnya kostum pit stop untuk promosi Pertamina atau kostum pekerja tambang kasar di era 1950-an untuk keperluan promosi Chevron. Peran badut sendiri sebagai media promosi klien, misalnya dengan tampilan yang menarik dan keahlian yang unik orang-orang yang melihatnya jadi tertarik untuk foto bersama atau bahkan menjadi “kepo” soal produk yang ditawarkan.

Selain itu keahlian yang kami bawakan juga membuat hal itu lebih menarik, misalnya sekarang teman-teman berkostum pit stop tidak hanya bisa berakting layaknya seperti crew-crew pit stop dilapangan, tetapi mereka juga bisa berdansa di tengah keramaian. Hal itu tentu menarik orang-orang yang melihatnya.

Suka-duka dalam mengolah sanggar badut ini? Wah, kami justru lebih banyak suka daripada dukanya. Kami pernah ke Hongkong, Macau dan Thailand untuk mempromosikan klien. Hal ini seperti mimpi buat saya, profesi ini akhirnya bisa lebih dihargai sehingga bisa ke luar negeri. Karena menurut saya badut itu bukan sekadar penghibur, namun juga seorang seniman.

Bagaimana mengatasi orang yang phobia badut? Dulu saya pernah di suatu event ulang tahun mendapat tantangan dari orang tua si klien. Jika anak ini tidak menangis maka honor saya dinaikan jadi Rp1.000.000 sedangkan honor terbesar saya waktu itu hanya Rp200.000. Solusi yang saya berikan adalah mengajak anak tersebut ke ruang make up beserta orang tuanya. Saya biarkan anak tersebut mendadandani wajah saya dan saya juga mendandani wajahnya. Saya tunjukkan dan ajarkan juga trik sulap kepada si anak. Alhasil si anak tidak phobia badut lagi.

Bagaimana jika orang dewasa yang phobia? Jika kondisinya seperti itu kami lebih ke langkah preventif saja, semisal berkordinasi dengan pihak keluarga yang lain untuk tidak mengejutkan orang tersebut. Karena biasanya ini juga akan berpengaruh dalam kelancaran sebuah acara.

Nama: Dedy Delon Alamat: Jln. Cengkeh No. 18A, Cijantung, Jakarta Timur Telpon: No 021-87712287, 081289881378 Email: dedy_clown@yahoo.com

103 views0 comments
bottom of page