Bulan Agustus selalu dipenuhi dengan nuansa dan semangat kemerdekaan. Berbagai aktivitas menyambut HUT Proklamasi Republik Indonesia marak diadakan, baik di desa maupun sudut-sudut kota. Jakarta dengan berbagai kesibukannya juga tak mau kalah menebarkan semangat kemerdekaan. Tapi kali ini ada geliat yang berbeda kala merayakan hari jadi bangsa ini. Suasana kota Jakarta disemarakkan dengan pergelaran musik Indonesian Jazz Festival yang bertema kemerdekaan dan nasionalisme. Selain sebagai upaya memupuk rasa nasionalisme melalu kegiatan yang positif, Indonesian Jazz Festival yang diadakan selama dua hari, 29-30 Agustus 2015, ini juga bertujuan sebagai ajang komunikasi antara penikmat dan sesama musisi jazz baik pemula maupun musisi yang sudah melegenda dan dikenal baik oleh masyarakat. Nuansa merah putih sudah terasa sejak materi promosi dipublikasikan hingga saat pelaksanaan acara di Istora Senayan. Ungkapan-ungkapan patriotik dan ilustrasi para pahlawan nasional terpampang pada booth-booth yang disebar di beberapa titik. Sayang sekali, semangat kemerdekaan ini hanya sekadar tampil pada dekorasi dan elemen-elemen grafis semata. Tidak terdengar adanya musisi atau grup jazz yang tampil khusus membawakan atau mengeksplorasi lagu-lagu perjuangan. Diperdengarkannya lagu Tanah Airku karya Ibu Soed juga hanya sebagai template pembuka menjelang konser dimulai. Penonton yang hadir, yang kebanyakan adalah pemuda-pemudi Jakarta, juga tampaknya tidak terlalu memedulikan “pernak-pernik kemerdekaan” yang coba disuguhkan oleh penyelenggara. Sebagian besar dari mereka datang hanya untuk melihat idolanya tampil di panggung dan larut dengan alunan lagu-lagu favorit mereka. Indonesia Jazz Festival 2015 menampilkan lima panggung, dengan lebih dari 100 musisi jazz dalam negeri. Secara bergantian, mereka memberikan penampilan terbaiknya guna menghibur para pengunjung yang hadir. Musisi yang tampil antara lain adalah Yovie & His Friends featuring Rio Febrian, Marcell Siahaan, Hedi Yunus, Mario Ginanjar. Ada pula, Titi DJ, Mike Mohede, 5 Romeo, Maliq D'Esentials, Kunto Aji, RAN, The Groove, Be3, Eva Celia, Soulvibe, Syaharani & Queenfireworks, Isyana Sarasvati, Radhini, Yura Yunita, Dian Pramana Poetra, Tompi, Gugun Blues Shelter, dan masih banyak musisi serta penyanyi lainnya. Kendati nuansa kemerdekaan terasa sebatas ilustrasi dan warna merah-putih semata, namun demikian patut dihargai upaya Alba Production untuk mengusung tema yang berbeda dengan konser-konser musik jazz yang akhir-akhir ini cukup sering digelar. Semoga pada penyelenggaraan acara ini ditahun yang akan datang, semangat kemerdekan, dan patriotisme juga mengalun pada setiap nada-nada jazz yang dimainkan.