top of page

Cie Sacekripa Angkat Kesederhanaan Ritme Kehidupan Lewat Lakon “VU”


Memasuki pekan ketiga penyelenggaraannya, Bienal Sastra Salihara kembali menampilkan sebuah pentas teater berkualitas dengan menghadirkan Cie Sacékripa, grup seniman teater asal Prancis, pada Minggu, 18 Oktober 2015 lalu di Teater Salihara. Pementasan yang menampilkan pentas teater objek berjudul “VU” ini merupakan buah kerjasama antara Komunitas Salihara dengan L’Institut Français d’Indonésie (IFI) Jakarta. Compagnie Sacékripa atau lebih dikenal dengan Cie Sacékripa resmi dibentuk pada tahun 2003 di LIDO Center for Circus Art kota Toluouse, Perancis. Grup seniman jenaka ini beranggotakan lima orang laki-laki yang saling bersahabat baik: Morgan Cosquer, Benjamin De Matteïs, Mickaël Le Guen, Etienne Manceau dan Vincent Reversat. Masing-masing personel Cie Sacekripa memiliki keahlian tersendiri, seperti akrobatik, juggling, aerialis, acrobalance, battle, dan lain-lain. Kemampuan itu kemudian membuat Cie Sacékripa dikenal sebagai grup yang hangat dan dekat dengan masyarakat. Lakon “VU” yang ditampilkan Cie Sacekripa mengangkat tema ritme kehidupan. Diperankan hanya oleh satu orang yakni Etienne Manceau dan tanpa menggunakan dialog “VU” sukses mengocok perut para penonton yang hadir dengan tingkah laku tokoh yang jenaka. “VU” tampil mengisahkan karakteristik seseorang dan bagaimana keseharian setiap pribadi yang ada di dunia. “VU” juga menguraikan tentang kesenjangan dan 'kegilaan' yang melekat pada diri setiap individu dalam mengisi kekosongan waktu. Adegan demi adegan yang dilakukan sangat akrab dengan rutinitas masyarakat setiap hari, Pementasan VU dimulai dari masuknya seorang tokoh laki-laki ke dalam ruang kerjanya, dan dilanjutkan dengan kegiatan seperti membuat teh dengan gaya khas sambil memasang wajah polos yang lucu, menyalakan lilin, membuat asap rokok dari petasan dan uap air atau pun memotong buah dengan gaya akrobatik lalu meloncat-loncat kegirangan. VU juga tampil dengan pementasan yang minim ornamen panggung, fokus pada tingkah laku aktor dan hal-hal “remeh” di sekitarnya. Semuanya ingin menceritakan ritme kehidupan. Cie Sacékripa tampil dengan mengedepankan unsur jenaka, kelincahan dan keriangan bagi mereka yang menyaksikan. Tema pementasan yang diangkat dalam lakon “VU” dekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan terutama bagi publik yang baru berkenalan dengan seni teater obyek dan sirkus teatrikal. Grup ini disatukan oleh sebuah idealisme menarik: “bersenang-senang dan berbagi” menjadi visi Cie Sacékripa untuk tampil di berbagai festival. Perawakan tokoh yang mengedepankan unsur badut jenaka, fantasi sirkus dan miniatur obyek yang disulap menjadi atribut pementasan menjadi nilai tambah utama dari Cie Sacekripa yang memaparkan kesederhanaan pada keseharian. "Setiap orang pasti akan memikirkan berbagai hal sekecil apapun itu dengan teliti. Itu mengapa kami menggunakan semua obyek yang kecil.” Pungkas Etienne di Salihara.

11 views0 comments
bottom of page