top of page
Artikel & Foto: Isthi Rahayu

Italian Language in the Opera


Berbincang mengenai opera, maka satu negara yang namanya tak dapat dipisahkan dari kesenian ini adalah Italia. Bagaimana tidak? Karena di negeri pizza inilah, opera pertama kali muncul pada abad XVI. Kala itu, cerita yang diambil biasanya mengisahkan tentang perjalanan sejarah yang terjadi pada masa Romawi Kuno atau Yunani. Pada masa tersebut pementasan ini diselenggarakan sebagai media hiburan terutama bagi kaum bangsawan dan golongan menengah atas. Bahkan ada di antara mereka yang memiliki ruang atau tempat pertunjukan opera sendiri di rumahnya. Di dalam perkembangan selanjutnya, pada abad XVII dan XVIII, teknik pementasan opera semakin menarik. Pertunjukan ini dilengkapi dengan beberapa adegan yang tak hanya unik, namun juga spektakuler dan dramatis. Berbicara mengenai opera, maka satu hal yang juga tak dapat dipisahkan adalah bahasa italia. Pada sebuah pertunjukan opera, para pemain tak hanya dituntut untuk berakting saja, namun juga membawakan lagu dengan sempurna. Dan selain nyanyian, di dalamnya juga terdapat unsur pembacaan puisi ataupun deklamasi. Nah, perbedaannya dengan pertunjukan lagu adalah, nyanyian dalam opera dibawakan dengan nada-nada yang lebih tinggi. Nyanyian maupun puisi inilah yang selalu dibawakan dalam bahasa italia. Kira-kira itulah yang coba disampaikan pada event Italian Language in the Opera yang merupakan salah satu rangkaian acara XV Annual Italian Language Week yang dihelat pada 22 Oktober 2015 oleh Istituto Italiano di Cultura Jakarta (IIC Jakarta). Bahasa Italia sangat penting artinya bagi sebuah pertunjukan opera, karena tak hanya memikirkan semantik (arti), lagu-lagu pada opera yang dikemas dalam bahasa italia pun sangat memerhatikan fonologi (bunyi) nya sehingga tak hanya memiliki makna, namun juga indah terdengar. “Saya pernah mendengarkan opera Italia yang diterjemahkan, dan saya tidak enjoy,” ujar maestro konduktor Indonesia, Addie MS yang membuka jalannya acara. Acara pun dilanjutkan dengan pembawaan penggalan lagu Voi Lo Sapete yang berasal dari pertunjukan opera Cavalleria Rusticana. Sesi yang dibawakan oleh Binu Sukarman (soprano) dan Adelaide Simbolon (pianis) ini semakin memanaskan suasana dan semakin mempersiapkan para penonton yang memenuhi auditorium IIC Jakarta untuk menyaksikan pemutaran video opera Cavalleria Rusticana. Selanjutnya, para penonton pun dihibur dengan acara puncak, berupa pemutaran video opera Cavalleria Rusticana. Kisah yang berasal dari Sicilia ini bercerita mengenai cinta segi empat antara Turiddu yang sudah memiliki istri, Santuzza, yang jatuh cinta kepada Lola di saat Lola pun sudah memiliki seorang suami, Alfio. Kisah yang juga melibatkan tokoh sang ibunda Turiddu, Lucia, ini pun berakhir tragis dengan matinya Turiddu di tangan Alfio. Acara malam itu pun ditutup dengan resepsi yang diselenggarakan oleh IIC Jakarta dan bekerja sama dengan salah satu restoran Italia yang berada di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.

41 views0 comments
bottom of page