top of page

Rock in Solo Tolak Rasis Lewat Festival Musik Metal


Rock in Solo merupakan salah satu festival musik metal yang paling berpengaruh di Indonesia, sekaligus menjadi hajatan yang wajib dihadiri oleh para metalheads. Festival musik internasional yang pertama kali digelar tahun 2004 ini digelar di lapangan parkir Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (15/11/2015). Menurut salah satu Dewan Jenderal RIS Stephanus Adji dalam rilis yang diterima Seputar Event, yang menjadi pembeda Rock in Solo dengan festival musik lainnya adalah tema. Untuk penyelenggaraan kali ini, Rock in Solo 2015 (RIS 2015) memilih Metal Against Racism sebagai tema utama, untuk memperluas jangkauan dengan target pengunjung yang lebih global. Revision Live Entertainment, selaku promoter event, kembali menghadirkan nama nama besar di kancah musik rock internasional ke kota Bengawan. Di tahun 2015 ini sedianya menghadirkan kuartet technical death metal asal South Carolina, Nile; kemudian unit Metalcore asal Wakefield, Unearth; dan kuintet metalcore asal Adelaide, I Killed the Prom Queen, namun sayangnya band yang terakhir disebut IKTP batal hadir di RIS 2015 karena permasalahan keimigrasian dengan Malaysia. "Total ada 13 band yang meramaikan RIS 2015, selain 2 band utama, band lain asal luar negeri yang tampil di RIS 2015 adalah Anthelion dari Taiwan. Sedangkan 10 band asal Indonesia adalah Burgerkill, Seringai, Carnivored, Serigala Malam, Rezume, Gendar Pecel, Bankeray, Pargochy, Immortal Rites, dan Internal Amputation.” tambah Dewan Jenderal RIS Stephanus Adji . Sedari siang ribuan metalheads dari penjuru nusantara mulai memadati lapangan parkir stadion Manahan, meski harga tiket dibandrol lumayan tinggi yakni 135 ribu (presale) dan 270 ribu ( on the spot) namun tidak menyurutkan niat para metalheads untuk meramaikan gelaran RIS 2015 Reporter Seputar Event menjumpai beberapa metalhead dari Bali, Surabaya, Jogja, Jakarta, Semarang, dll, lengkap dengan atribut maupun tshirt band metal favorit metalheads. Berbagai aliran metal, mulai dari death metal hingga parody hardcore yang berbalut tema anti rasisme menjadikan RIS 2015 semakin unik dan berwarna. Setiap band tampil dengan durasi lebih panjang dibanding RIS tahun sebelumnya, kurang lebih setiap band tampil selama 30 menit. Dua headliner tanah air Seringai dan Burgerkill benar benar tampil total dan tampil dengan durasi lebih panjang dikarenakan batalnya band ITKP. Hits dari band metal asal Jakarta Seringai seperti Serigala Militia, Individu Merdeka, Kilometer Terakhir dan Dilarang di Bandung langsung disambut metalheads dengan membuat sebuah formasi lingkaran besar untuk melakukan moshing bersama-sama dalam moshpit.

Begitu pula ketika band metal asal bandung Burgerkill tampil sebagai headliner tanah air terakhir menjelang break maghrib, meski baru onstage pada jam 16.45 WIB, Burgerkill langsung menggilas lewat Atur Aku, para Begundal (panggilan fans Burgerkill) pun langsung terbakar dengan aksi panggung Burgerkill yang energik. Disusul dengan hits lain Hancur, antusias metalheads, mendapat respon dari Vicky Mono. “Selamat sore, Rock in Solo! Atmosfer yang sangat luar biasa. Siap ugal-ugalan lagi? 2007 gua sempet main di sini. Itu pertama kalinya gua main sama Burgerkill. Sejak itu, Solo jadi rumah kedua gua,” ujar vokalis Burgerkill tersebut disambut tepukan tangan penonton. Tidak lupa Vokalis Burgerkill Vicky Mono juga menyampaikan perasaannya terhadap tragedi yang terjadi di Paris, Perancis. “Kami sangat berduka. Menurut saya, itu tindakan yang sangat sakit jiwa. Gimana nggak? Orang nonton konser musik tiba-tiba ditembaki,” ujarnya. Setelah break shalat Maghrib & Isya, RIS 2015 kembali dimulai dengan menampilkan 2 (dua) headliner utama dari negeri Paman Sam Unearth dan Nile. Unearth yang beranggotakan Trevor Phipps (vokalis), Nick Pierce (drummer) Buzz McGrath (gitaris), Ken Susi (gitaris), dan Chris O’Toole (basis), membuka penampilan mereka dengan Watch It Burn dilanjutkan Never Cease selain itu band ini juga membawakan beberapa nomor hits seperti Zombie Autopilot, My Will Be Done, dan The Great Dividers, yang direspon oleh puluhan ribu metalheads dengan circle pit. Hingga akhirnya gelaran RIS 2015 selama 12 jam ini ditutup oleh penampilan unit death metal dari South Carolina Nile, kuartet band yang beranggotakan vokalis-gitaris, Dallas Toller-Wade, drummer George Kollias, Bassis Brad Parris, dan gitaris Karl Sanders, menampilkan belasan nomor kencang khas death metal. Beberapa nomor macam Sacrifice Unto Sebek, Hittite Dung Incantation, Black Seeds Of Vengeance, hingga single baru dari album bertajuk What Should Not Be Unearthed, yakni Call To Destruction tanpa ampun menghajar telinga metalhead. Ditambah dengan show lighting dan sound yang mempesona membuat gelaran RIS 2015 susah untuk dilupakan bagi para metalheads yang datang. Selain show para band metal kelas atas, RIS 2015: Metal Against Racism tidak hanya menghadirkan aksi panggung band cadas tapi juga beberapa penunjang seperti SONICFAIR, yaitu expo penjualan dan pameran berbagai produk musik keras seperti CD, kaset, vinyl, t-shirt, motor & mobil custom, tattoo dan lainnya. Selain itu juga booth food & beverage dan games yang memanjakan penonton.

63 views0 comments
bottom of page