Sebagai bagian dari program Edukasi Publik, Yayasan Jakarta Biennale menerbitkan sebuah buku seni rupa berjudul Seni Rupa Kita. Buku ini dibuat untuk memperkaya materi ajar bagi siswa sekolah menengah atas, berisi pemahaman dasar mengenai sejarah perkembangan, pengenalan jenis dan medium seni rupa, serta praktik seni rupa di Indonesia. Penyusunan buku tersebut melibatkan kelompok seni rupa SERRUM, serta sejumlah guru seni rupa dari sekolah swasta dan negeri yang tergabung dalam Lab Guru yang dibentuk oleh Yayasan Jakarta Biennale. Buku Seni Rupa Kita telah diterbitkan pada November 2015 dalalmversi cetak dan online, dan secara resmi dibagikan dan diluncurkan Minggu, 20 Deesember 2015 lalu di Gudang Sarinah untuk digunakan oleh publik umum secara gratis. Edukasi Publik Jakarta Biennale 2015, sebagai salah satu program utama Yayasan Jakarta Biennale, berfokus pada misi “Menciptakan generasi yang paham seni rupa Indonesia.” Misi ini berusaha dicapai melalui distribusi pengetahuan dasar seni rupa bagi masyarakat umum, khususnya kelompok usia pelajar sekolah menengah atas. Pengetahuan dasar seni rupa yang disebarluaskan lewat buku Seni Rupa Kita meliputi rentang waktu sejarah dan perkembangan seni rupa Indonesia, definisi dan karakter seni rupa Indonesia, medium dan bentuk-bentuk seni rupa, ekosistem dan industri seni rupa Indonesia, serta pelaku dan karyakarya seni rupa Indonesia. Diharapkan proses penyebaran pengetahuan dasar di atas bisa menjadi jembatan pemahaman antara publik dengan kegiatan dan karya-karya seni rupa. Jembatan pemahaman ini dirasa perlu, karena kebanyakan masyarakat Indonesia ingin mengetahui lebih banyak tentang seni rupa Indonesia tapi tidak tahu di mana bisa mendapat informasinya. Fokus pada kelompok usia SMA ini dilakukan dengan tujuan membuat pengetahuan seni rupa menjadi pengetahuan umum pada generasi tersebut. Diharapkan setelah mereka memilih jalur profesi masing-masing, pengetahuan tersebut menyertai mereka sebagai alat pendekatan pada budaya seni rupa milik bangsa mereka sendiri—seni rupa kita. Buku Seni Rupa Kita dirancang untuk memuat pengetahuan dasar seni rupa yang disampaikan secara santai dan ilustratif. Buku ini ditujukan bagi kaum remaja dan publik yang ingin mengetahui lebih banyak tentang seni rupa. Kebutuhan akan adanya pengetahuan dasar yang lengkap dan tepat menjadi pemicu diterbitkannya buku ini, yang didistribusikan ke seribu sekolah menengah atas di Jakarta secara gratis, dan juga bisa diunduh secara gratis dalam bentuk format PDF di situs www.jakartabiennale.net. Untuk melengkapi rancangan buku Seni Rupa Kita, Tim Edukasi Publik JB 2015 telah mengadakan kegiatan Lab Guru pada awal 2015. Dalam Lab Guru, beberapa guru seni rupa sekolah menengah di Jakarta dilibatkan dalam diskusi untuk merumuskan permasalahan dan potensi dalam proses belajar-mengajar seni rupa, juga untuk mengidentifikasi kelengkapan dan ketepatan isi buku-buku seni rupa yang digunakan di sekolah-sekolah menengah atas. Selain itu, isi buku Seni Rupa Kita juga ditulis dengan mengacu pada Cetak Biru Seni Rupa Indonesia – Rencana Pengembangan Seni Rupa Nasional. Riset, perancangan, dan penulisan isi Cetak Biru Seni Rupa Indonesia yang difasilitasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia pada 2014 itu melibatkan sekitar empat puluh orang pelaku kompeten seni rupa Indonesia dalam serangkaian forum diskusi dan wawancara mendalam. Kesimpulan yang didapat dari Lab Guru dan survei-survei Tim Edukasi Publik lainnya menentukan cara penyampaian isi yang baru dan lebih ramah bagi pembaca usia sekolah serta masyarakat umum.
Selain memperkenalkan seni rupa lewat buku Seni Rupa Kita Jakarta Biennale 2015 juga melakukan pendekatan lewat pemilihan Duta Seni. Duta Seni Jakarta Biennale adalah murid SMA yang diseleksi oleh guru-guru dan tim Edukasi Publik untuk menciptakan proyek komunikasi kreatif sebagai alat distribusi pengetahuan seni rupa di sekolahnya maupun di kalangan kelompok usia sebayanya. Kriteria pemilihannya adalah minat murid terhadap seni rupa dan potensi untuk mengembangkan diri lewat program ini. Pada 2015 ini dipilih delapan belas murid SMA, yang disertai guru pembimbing mereka dari sepuluh sekolah menengah atas di Jakarta. Para Duta Seni ini mengikuti tiga lokakarya dan pembimbingan individual untuk menggali pengetahuan tentang seni rupa. Mereka juga melakukan interaksi langsung dengan para seniman dan pekerja seni rupa Indonesia. Pada akhir program Edukasi Publik, para Duta Seni diminta untuk menciptakan proyek distribusi pengetahuan seni rupa berdasarkan apa yang mereka pelajari selama lokakarya dan pembimbingan. Proyek itu berupa: proyek interaktif dengan melibatkan teman-teman sekolah, misalnya lokakarya, diskusi, dll, yang diadakan di sekolah; tulisan atau majalah; karya seni kolaborasi dengan teman-teman sekolah; proyek kreatif lainnya yang melibatkan teman-teman di sekolah maupun kelompok usia sebaya di luar sekolah.