“Dalam menuliskan buku ini, kami tidak bertindak sebagai sejarawan, melainkan pencatat.” Kalimat tersebut disampaikan oleh Ismiaji Cahyono—yang akrab dipanggil Aji oleh rekan-rekan DGI—dalam sambutannya di peluncuran buku terbaru DGI Press. DGI, singkatan dari Desain Grafis Indonesia, adalah lembaga kolaborasi yang memiliki fokus dalam pengembangan desain grafis di Indonesia, terutama melalui pencatatan sejarah, pengarsipan artefak, penerbitan, diskursus, dan penghargaan. Pada tanggal 23 Januari 2016 lalu, mereka meluncurkan buku keempat dari DGI Press, yakni Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia 1. Sekitar pukul 14.00, kafe Dia. Lo. Gue yang berada di daerah Kemang Selatan dipenuhi oleh tokoh-tokoh desain grafis di Indonesia. Beberapa adalah pengajar Desain Komunikasi Visual di universitas-universitas. Terlihat pula perwakilan kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif yang datang tepat saat acara dibuka. Adapun lainnya adalah mahasiswa desain grafis atau sekadar pengamat seni yang tertarik dengan visi/misi Hanny Kardinata. Arsitektur kafe Dia. Lo. Gue yang modern membuat peluncuran buku tersebut semakin “pas”; artinya terjadi kesinambungan tersirat antara isi buku dengan tempat peluncurannya. Buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia 1 dituliskan oleh seorang desainer grafis senior Indonesia angkatan 1970-an—sekaligus pencetus DGI—Hanny Kardinata. Dilihat dari mata kemanusiaan (humanities), Hanny Kardinata adalah seseorang yang menghargai sejarah. Ia memosisikan dirinya sebagai pengarsip, kolektor, dan pencatat artefak desain grafis Indonesia. Buku yang diluncurkan tersebut pun merupakan hasip dari pengarsipan tersebut. Howard Brawijaya dari Harapan Prima Printing dan Guntur Santoso dari Paperina Dwijaya turut hadir dalam acara peluncuran dan memberikan sesi bincang-bincang bersama Hanny Kardinata. Sebuah buku visual harus memiliki pilihan kertas dan tinta yang khusus sehingga gambar-gambar di dalamnya tidak hambar. DGI Press melakukan kerja sama bersama kedua perusahaan tersebut untuk menciptakan buku yang berkualitas tinggi. Hadir dengan 12 bab periodisasi, buku Desain Grafis Indonesia dalam Pusaran Desain Grafis Dunia 1 juga menjadi wadah kolaborasi desainer-desainer muda Indonesia dan esais tamu. Nama-nama yang terlibat dalam pembuatan buku ini adalah Agra Satria, Albert Tejasukmana, Andi Rahmat, Antariksa, Bambang Widodo, Eka Sofyan Rizal, Januar Rianto, Listya Amelia, Nigel Sielegar, Sandy Karman, Tatiana Romanova Surya, Teddy Aang, Vincent Wong, dan Yan Mursid. Dengan bantuan dari desainer-desainer tersebut, sebuah buku sejarah dapat dikemas menjadi buku visual. Buku tersebut diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan komprehensif bagi praktisi, akademisi, pelajar, dan penikmat desain grafis di Indonesia.
top of page
bottom of page
Comments