Tak dapat dipungkiri, Italia memiliki banyak sekali komposer yang karyanya hingga detik ini masih dimainkan dan dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia. Vivaldi, Verde, Boccherini... nama tersebut hanyalah segelintir dari banyak komposer asal Italia yang pastinya sudah tak asing lagi di telinga pecinta musik klasik. Malam itu, 4 Februari 2016, Pusat Kebudayaan Italia atau yang juga akrab disebut dengan Istituto Italiano di Cultura (IIC) Jakarta mengajak para pecinta musik klasik untuk menikmati karya-karya komposer Italia melalui gesekan cellist kenamaan, yang juga asal Italia, Matteo Montanari. Matteo Montanari sendiri sudah mulai mempelajari alat musik gesek ini sejak usia tujuh tahun. Pada tahun 1996, ia menerima diploma Konservatorium-nya dalam studi alat musik cello di Institut Musik “G Verdi” dengan nilai sempurna. Jam masih menunjukkan pukul 18.20 WIB, namun pelataran IIC Jakarta yang terletak di bilangan Menteng, Jakarta Selatan, sudah dipenuhi oleh para penonton yang mengantre untuk dapat masuk ke auditorium IIC Jakarta. Kendati antrean sudah mengular hingga pagar bagian depan, namun para penonton maupun tamu undangan seakan tak pernah berhenti berdatangan guna menyaksikan penampilan cellist kelahiran Ravenna, Italia itu. Ada yang berbeda dari suasana auditorium IIC malam itu. Apabila biasanya kursi ditata menghadap depan dengan celah yang cukup besar, kali ini kursi-kursi auditorium disusun menghadap samping dan letaknya pun cukup padat. “Hal ini untuk mengantisipasi banyaknya pengunjung malam ini yang tercatat jumlahnya mencapai lebih dari 240 orang,” ungkap Michela Linda Magri, Direktur IIC Jakarta. Jumlah pengunjung yang terbilang fantastis ini seakan menyiratkan minat para pecinta musik Jakarta pada karya-karya komposer asal Italia, terlebih ketika dibawakan oleh cellist yang telah berpengalaman dalam konser-konser bersama orkestra-orkestra terkenal di Eropa tersebut. Tanpa membuang waktu lagi, tepat pada pukul 19.00 WIB, Michela Linda Magri pun membuka acara tersebut yang disertai beberapa patah kata sambutan dari Matteo Montanari. Malam itu, cellist yang pada tahun 2013 mendirikan Academia Musicale Armonica (AMA) di Surabaya tersebut disandingkan dengan pianis muda berbakat, Jennifer Ongkowijoyo. Namun tak hanya itu saja, yang teristimewa adalah, panggung malam itu tak hanya milik Matteo Montanari dan Jennifer Ongkowijoyo semata. Melainkan turut hadir 11 cellist muda berbakat dari Jakarta yang telah berpartisipasi dalam masterclass, yang juga diselenggarakan oleh IIC Jakarta, di tempat yang sama pada 3 Februari 2016. Malam tersebut, Matteo Montanari bersama Jennifer Ongkowijoyo dan ke-11 cellist membawakan total sembilan komposisi buah karya sembilan komposer kenamaan asal Italia. Sebut saja Sonata n. 3 in A Minor karya Antonio Lucio Vivaldi, Allegro in C Major karya Luigi Rodolfo Boccherini, atau Una Furtiva Lagrima karya Domenico Gaetano Maria Donizetti. Selama pertunjukan berlangsung, bahkan ketika lewat dari setengah jam sejak pertunjukan dimulai, para pengunjung yang baru datang tak henti-hentinya memasuki ruang auditorium IIC. Alhasil, kursi-kursi pada auditorium malam itu pun penuh tak tersisa bahkan para pengunjung dengan relanya memenuhi setiap spot yang tersisa dengan berdiri guna menikmati pertunjukan malam itu. Pada sesi kedua pertunjukan malam tersebut, Matteo Montanari dan kawan-kawan melantunkan sederet karya yang kali ini kebanyakan diambil dari theme song pertunjukan ataupun film-film kenamaan. Bagi Anda pecinta teater, lakon La Traviata pastinya sudah tak asing lagi ya. Nah, pada kesempatan ini, Matteo Montanari membuka pertunjukan sesi kedua dengan La Traviata: Prelude karya Giuseppe Verdi. Selanjutnya, beragam komposisi pun ia mainkan, misalnya saja Love theme film “The Godfather” karya Nino Rota ataupun Playing Love dari “The Legend of 1900” milik Ennio Morricone. Setelah satu setengah jam berlalu, sayangnya pertunjukan malam tersebut harus usai. Tepuk tangan riuh yang memenuhi auditorium pun mengiringi usainya pergelaran An Italian Cello Night with Matteo Montanari malam tersebut. Great show IIC Jakarta dan signor Montanari! Sampai jumpa di pertunjukan berikutnya.