As a label, MAZUKI aspires to cultivate an appreciation of details in a world of superfluous aesthetics. They are always experimenting beyond the conventional ways of construction. With comfort as the guiding principle behind their designs and fabric choices, MAZUKI is modern, independent and adventurous.
MAZUKI, a ready-to-wear brand yang berbasis di Jakarta, bekerja sama dengan Galeries Lafayette untuk menggelar afternoon soiree dan presentasi. MAZUKI, yang lahir pada bulan Maret 2015, telah meluncurkan dua Capsule Collections, yang berjudul “Comfortable Solitude” dan “Repression”. Kedua koleksi tersebut telah menerima komentar positif dari media dan influencers dalam industri fashion.
Afternoon soiree dan presentasi dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2016 di Galeries Lafayette, Pacific Place, Jakarta. Acara tersebut dimulai pukul 17.00 dan berakhir pada pukul 20.00. Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh Direktur Kreatif dari MAZUKI, Miranda Mazuki, tetapi juga para profesional di bidang interdisiplin lainnya. Astrid Suryatenggara, Lucy Komala, Otie Ary Suta, Bianca Belnadia Lie, dan Maharani Siregar menjadi hosts pada afternoon soiree sore itu.
Dilatarbelakangi oleh koleksi “Repression” dan “Comfortable Solitude” yang bernuansa monokromatik, Miranda Mazuki bersama para hosts melakukan presentasi di Galeries Lafayette. “Repression” dapat diartikan sebagai mekanisme pertahanan yang tidak pernah diajarkan tetapi tertanam dalam perilaku alam bawah sadar kita. Hal tersebut adalah intuisi yang dibentuk oleh manusia, mengarah ke hasil sentuhan dengan keaslian persepsi dan perasaan seseorang. “Repression” menjadi media isolasi dari dalam yang menyebabkan mati rasa dan kurangnya ekspresi. Maksud di balik koleksi ini adalah untuk menyebarkan kesadaran dari sentimen alami dari dalam.
Adapun “Comfortable Solitude” membawa Anda ke perasaan yang membingungkan; perdamaian yang timbul dari pengasingan diri. Terinspirasi oleh garis, “Comfortable Solitude” dirancang dengan fokus yang kuat dan menantang cara-cara konstruksi konvensional. Melalui penggunaan warna monokromatik, perhatian customer diarahkan ke model siluet dan konstruksi garmen.
