Memantapkan kiprah mereka dalam khazanah jazz di Indonesia, dibawah bendera Demajors, Ligro luncurkan album "LIGRO Dictionary 3". Bertempat di Pavilliun 28, Petogogan, Jakarta Selatan, Gusti Hendy (drum dan perkusi), Agam Hamzah (gitar elektrik), Adi Darmawan (bass) membawakan 3 lagu dari album ke-3 mereka. Pavilliun 28 malam itu, 26 Mei 2016 terasa sangat berbeda. Ajang nongkrong yang biasanya mengalunkan musik jazz lembut secara live ini menjadi hingar bingar dengan tampilnya Ligro. Suasana remang dan romantis terasa kontras dengan gebukan drum Hendy yang bertenaga, betotan bas Adi Darmawan dan raungan gitar Agam Hamzah yang memainkan komposisi lagu dengan tempo cepat. Sesekali lagu diawali dengan nada-nada pelan dan terasa mistis, tetapi selalu berakhir dengan klimaks yang cukup memekakkan telinga. "Orisinalitas, eksploratif dan inspiratif," jelas Agam Hamzah mengenai Ligro. Genre seolah menjadi terminologi yang kabur ketika dicoba digunakan untuk mendekskripsikan musik Ligro. Unsur jazz, rock, etnik, kontemporer bahkan heavy metal ada dalam lagu-lagu Ligro. "Kami mencoba berkomunikasi secara musikal. Album ke 3 ini adalah bentuk pengenalan yang semakin dalam sebagai grup musik Ligro. Album ke-4 bahkan sudah rampung, menunggu waktu yang tepat untuk diluncurkan. Dalam proses pengerjaan album ke-4 inilah kami kemudian semakin yakin warna musik yang kami usung dengan Ligro. Butuh waktu cukup lama, 12 tahun lebih untuk bisa seyakin saat ini," timpal Adi Darmawan mengenai proses bermusik Ligro. Tampak hadir pada malam itu Dewa Budjana, Aria Baron, Syaharani, John Navid, keluarga, kerabat musisi lainnya dan rekan-rekan media. Mereka tampak menyimak dengan serius komposisi Tragic Hero, Pentagonal Crisis, dan 20th Century Collasee dari album "LIGRO Dictionary 3" Lebih jauh mengenai Ligro silahkan klik tautan berikut: IG: ligrotrio Twitter: ligrotrio Fanpage: ligrotrio Website: www.ligrotrio.com
