Jumat – Sabtu, 02 – 03 Desember 2016 - Pukul 20.00 WIB, Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya 73, Jakarta Pusat
Lakon Sabdo Pandito Rakjat akan hadir dengan rancangan sebagai berikut:
Program Indonesia Kita 2016, “Heritage of Indonesia: Dari Warisan Menjadi Wawasan” Pentas ke: 22
Tema Pentas : Jejak Dan Warisan Para Maestro
Tokoh Legenda: Ki Nartosabdo
Judul Pentas: Sabdo Pandito Rakjat
Jadwal: Jumat – Sabtu, 02 – 03 Desember 2016 - Pukul 20.00 WIB
Venue: Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya 73, Jakarta Pusat
Tim Kreatif: Butet Kartaredjasa, Agus Noor, Djaduk Ferianto
Sutradara: Sujiwo Tejo
Pemusik: Bintang Indrianto & Friends
Pemain: Sujiwo Tejo, Cak Lontong, Akbar, Didik Ninik Thowok, Happy Salma, Marwoto, Trio GAM (Gareng, Joned, Wisben), Butet Kartaredjasa, Sruti Respati, Bonita, Inayah Wahid, Gita Sinaga, Joe Kriwil.
HTM Sabdo Pandito Rakjat:
PLATINUM Rp. 500.000
VVIP Rp. 300.000
VIP Rp. 200.000
BALKON Rp. 100.000
Informasi & Reservasi Tiket Kayan Production & Communication
0838 9971 5725
0856 9342 7788
0813 1163 0001
Di sepanjang tahun 2016 Indonesia Kita telah hadir dengan mengangkat tema “Heritage of Indonesia: Dari Warisan Menjadi Wawasan”. Tema ini akan ditutup melalui pentas Indonesia Kita yang ke-22 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada hari Jumat-Sabtu, tanggal 02-03 Desember 2016. Sejak pentas pertama di tahun 2011, Program Indonesia Kita telah membiasakan diri mengajak publik, yang kemudian menjadi penonton setia Indonesia Kita, untuk mengenang jejak para maestro tanah air di setiap penghujung tahun. Hal ini dilakukan sebagai wujud apresiasi atas eksistensi sang maestro dan karya-karya mereka yang melegenda, sehingga menjadikan Indonesia semakin kaya akan keberagaman seni budaya. Dengan menapak tilas, Program Indonesia Kita ingin mempertemukan warisan para maestro dengan ide-ide baru, sehingga diharapkan dapat dinikmati dan diterima sebagai wawasan bagi generasi kini. Sabdo Pandito Rakjat merupakan judul pentas untuk mengenang Ki Nartosabdo, maestro pedalangan wayang kulit dan karawitan. Presiden pertama RI, Soekarno, sangat mengagumi karya-karya Ki Nartosabdo yang dianggap inovatif, bahkan genius melampaui zamannya. Dalang wayang kulit Ki Manteb Sudharsono juga mengakui pencapaian estetis Ki Nartosabdo dalam dunia wayang, dan menyanjungnya sebagai “dalang wayang kulit terbaik yang pernah ada di Indonesia”. Komposisi karawatian yang dihasilkan Ki Nartosabdo juga membuktikan betapa ia adalah komponis yang brilian, seperti bisa kita buktikan melalui lagu-lagu seperti Gambang Suling, Perahu layar, dara Muluk atau Ibu Pertiwi, dan masih banyak lagi lainnya. Karya-karyanya itu memberi jalan bagi generasi selanjutnya mengembangkan karawitan Jawa menjadi lebih diterima zaman sebagaimana kemudian muncul genre musik karawitan campur sari. Lakon Sabdo Pandito Rakjat Lakon Sabdo Pandito Rakjat terinspirasi karya-karya Ki Nartosabdo, juga riwayat hidupnya yang mengingatkan kembali betapa pentingnya untuk mendengar “suara jernih” dan menjunjung tinggi moralitas, sebagaimana diperlihatkan dalam banyak lakon wayang. Di tengah situasi sosial yang begitu gaduh dan bising seperti saat ini, bermacam kepentingan dan godaan untuk memperebutkan kekuasaan begitu kuat dan menghisap energi semua lapisan masyarakat. Apa yang telah dicapai dan dilakukan oleh Ki Nartosabdo menjadi sangat relevan untuk direnungkan kembali. Tafsir-tafsir Ki Nartosabdo dalam banyak lakon wayang, yang sampaikannya secara sangat sastrawi, mengingatkan kita pada pentingnya menggali kedalaman makna. Inovasi yang dilakukannya tidak semata mendobrak pakem, tetapi juga mencari hal-hal yang lebih substansial. Lakon Sabdo Pandito Rakjat ini berkisah tentang seorang dalang yang mencoba bersikap teguh dan kritis terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya. Ia ingin melakukan pembaharuan, sekaligus tak mau tergoda selera orang banyak. Ia menjadi gambaran bagaimana menjaga akal sehat di tengah kegaduhan sosial politik. Sementara itu, bagaikan kisah Arjuna dan Karna, ia juga harus menghadapi pertentangan dua orang anaknya. Dalam bayang-bayang lakon Arjuna dan Karna itulah, pergulatan batin sang dalang terombang-ambing. Mestikah ia memihak dalam pertentangan itu? Sabdo Pandito Rakjat akan dipentaskan dalam konsep cerita yang menjadi ciri khas Indonesia Kita dan diperkuat oleh lagu-lagu karya Ki Nartosabdo yang diaransemen ulang oleh Bintang Indrianto menjadi bernuansa jazz.