Yayasan Kidung Bangsaku sukses menyelenggarakan pagelaran Jazz yang berjudul “Ismail Marzuki Jazz Festival 2017”. Pagelaran ini diselenggarakan di Graha Bakti Budaya – TIM, Sabtu (31/03). Selain untuk mengenang karya-karya komponis legendaris Indonesia, yakni Ismail Marzuki, acara ini juga bertujuan untuk membangkitakan kembali gairah generasi muda terhadap karya komponis dalam negeri.
Acara ini diselenggarakan dari pukul 19.00 hingga 24.00 WIB, menghadirkan 18 musisi jazz muda Indonesia. Sesuai dengan judul dari pagelaran ini, setiap musisi akan membawakan 1 buah lagu karya sang komponis dengan ber-genre jazz.
Bapak Imam Hadi Purnomo, selaku Ketua UP PKJ Taman Ismail Marzuki, memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Ismail Jazz Festival 2017 (IMJF). Sebagai penampil pertama, Natasya & Friend memberikan suguhan yang ciamik dengan membawakan karya Ismail Marzuki yang berjudul “Juwita Malam”. Selanjutnya, karya-karya Ismail Marzuki juga dibawakan oleh penampil-penampil selanjutnya, seperti Curly & Me yang membawakan lagu “Sampul Surat”, Metta & Arini yang membawakan lagu “Kopral Jono”, ITB Jazz Band yang membawakan lagu “Sabda Alam”, dan masih banyak lagi musisi-musisi yang membawakan karya beliau.
Di pertengahan acara, Ibu Rahmi Marzuki yang merupakan putri dari Ismail Marzuki yaitu memberikan kata sambutan yang begitu menyentuh hati, membuat suasana yang sebelumnya gegap gempita menjadi haru.
“Seni itu abadi, hidup itu sebentar. Yang kini menjadi lampau, yang lalu menjadi kenangan, Ismail Marzuki meninggalkan kenangan yang begitu indah, serta meninggalkan suka duka bagi perjuangan kemerdekaan, semangat 45,” tutur Ibu Rahmi Marzuki.
Dalam pagelaran ini, juga diadakan lelang pada dua buah kaset karya Ismail Marzuki yang telah dibubuhkan tanda tangan oleh putri sang komponis. Lelang tersebut berhasil menjual dua kaset tersebut dengan harga yang cukup mahal, hasilnya diberikan kepada keluarga sang komponis.
Pagelaran Jazz ini ditutup dengan penampilan dari komponis muda, Fernado Sutarli dan grupnya Interstellar Space, dengan membawakan mash-up karya Ismail Marzuki dalam waktu 23 menit. Dengan beberapa karya besar sang maestro di dalam tampilannya, seperti Halo-Halo Bandung, Gugur Bunga, Sabda Alam, Payung Fantasi, dan masih banyak lagi.
“Ini pengalaman pertama saya tampil dengan format seperti ini. Dengan 10 orang pemain band dan 5 orang penyanyi. Persiapan saya cukup ngebut, sekitar 1 bulan. Sebenernya terlalu ngebut sih persiapannya, apalagi saya bawain lagu dari seorang Ismail Marzuki,” ujar Fernado Sutarli.