Siaran Pers | Jakarta, 12 Oktober 2017 - Pagelaran Synchronize Fest 2017 telah sukses digelar. Selama tiga hari, mulai dari 6 hingga 8 Oktober 2017, lebih dari 100 artis dan band dari berbagai genre dan berbagai generasi menggempur area Gambir Expo, Kemayoran.
Secara total lebih dari 49.000 pengunjung memadati area Synchronize Fest tahun ini. Mereka datang dari berbagai usia, strata ekonomi hingga berbagai daerah di Indonesia. Bisa dikatakan, Synchronize Fest mampu menyatukan para pecinta musik dari berbagai kalangan dan latar belakang, mulai dari anak kecil, remaja, dewasa, orang tua, hingga kaum difabel berkumpul dan bersatu dalam keberagaman musik, yaitu musik Indonesia.
Highlight dari penyelenggaraan Synchronize Fest Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla turut hadir dihari pertama Synchronize Fest dalam pelaksanaan hitung mundur Asian Para Games 2018 sebagai salah satu program kerjasama dan bentuk dukungan Synchronize Fest kepada INAPGOC (Indonesia Asean Para Games Committee) serta kaum difabel dalam penyelenggaraan acaranya.
Terlebih lagi kunjungan mendadak dari Presiden Republik Indonesia, Bapak Jokowi di hari kedua yang tidak direncanakan mengundang kehebohan pengunjung Synchronize Fest yang hadir malam itu. Sempat menyaksikan penampilan dari Ebiet G Ade, Deadsquad dan Shaggydog, menjadi secercah harapan bagi para pelaku industri musik Indonesia untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Selain itu, penampilan dari para legenda musik Indonesia, seperti Bob Tutupoly bersama Shadow Puppets, Benny Mustafa bersama Tuslah dan Ebiet G Ade, juga mendapatkan apresiasi yang sangat luar biasa dari para pengunjung Synchronize Fest. “Ini adalah suatu kehormatan buat saya. Saya tidak menduga yang bersedia berkumpul di Synchronize Fest dan menyaksikan saya adalah anak-anak muda” ujar Ebiet G Ade dari atas panggung.
Synchronize Fest juga menjadi tempat dimana semua orang dapat berekspresi dengan bebas, dimana banyak interaksi antar pengunjung terjadi, walaupun mereka tidak saling mengenal, tetapi disatukan oleh kesamaan semangat independensi dan apresiasi akan karya seni. Booth-booth pun dipadati oleh para pengunjung, baik itu dari para sponsor dan partner Synchronize Fest, record market, komunitas film, seni, clothing store hingga booth Hello Dangdut dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF). Para pengunjung begitu antusias untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di masing-masing booth tersebut, baik yang direncanakan maupun yang terjadi secara mendadak dan spontan.
Secara keseluruhan, Synchronize Fest mampu menyatukan keberagaman menjadi sebuah keharmonisan. Semua dapat berjalan dengan sewajarnya, tanpa ada pergesekan antar komunitas atau pecinta genre musik tertentu. Semua saling menghormati dan saling menaruh respect.
“Synchronize Fest adalah festival musik untuk semua dan dilandasi dari pergerakan semua element musik di tanah air. Disini, semua stakeholder musik tanah air mencoba membuat suatu festival yang tidak terlupakan dan kami berusaha maksimal untuk memuaskan penonton. sampai jumpa di Synchronize Fest 2018” Ujar M. Riza, Technical Director Synchronize Fest.
“SynchronizeFest sudah menjadi kolektif pergerakan lokal dan musik Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Sampai berjumpa kembali di Synchronize Festival 2018” Ujar David Karto, Festival Director Synchronize Fest.
Pergerakan tidak berhenti sampai disini, Synchronize Fest hanya merupakan salah satu wujud dan bentuk persatuan atas nama musik. Rasa terima kasih tak hentinya kami ucapkan kepada seluruh pengunjung yang menjadi stakeholder utama dalam pergerakan industri musik dan juga kreatif Indonesia.
Sampai jumpa di Synchronize Festival 2018!
“It’s not just a festival, it’s a movement!”
Foto dokumentasi hari ke-1
Foto dokumentasi hari ke-2
Foto dokumentasi hari ke-3