Artikel dan foto: Reiri R Tusin / IG: @reiritusin
Musik dangdut sudah lama menjadi bagian dari budaya yang tumbuh dan berkembang sangat kuat di tengah masyarakat Indonesia. Cukup lama penulis cerita dan sutradara Agus Noor berobsesi untuk mengolah lagu-lagu dangdut Pantura ke dalam kisah bergaya komedi. Agus Noor yang tumbuh sebagai anak Pantura ini, kemudian bersama tim kreatif Indonesia Kita mengolahnya menjadi pertunjukan yang sangat menghibur pada pentas ke-28 yang digelar pada 20-21 April 2018 di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.
Lakon bertajuk Princess Pantura yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini seperti biasa didukung artis-artis kawakan yang sudah menjadi langganan Indonesia kita: Cak Lontong, Akbar, Marwoto, Tarzan, Silir Pujiwati, Sruti Repati, Daniel Christianto, Inayah Wahid, Mucle, Arie Kriting, Kelompok Trio GAM dengan iringan musik Orkes Melayu Banter Banget. Secara istimewa, tampil juga grup idola anak muda jaman now: JKT 48.
Seperti biasa, lakon dibuka dengan kata sambutan dari Butet Kartaredjasa. Kemudian TV raksasa muncul di panggung dan menampilkan kolaborasi antara JKT48, Sruti Repati dan Daniel Christanto. Lakonpun mengalir, mengisahkan tentang persaingan dua orang biduan kampung dari Pantura untuk menjadi penyanyi dangdut terkenal.
Bagi para member idol group JKT48, tampil dalam teater komedi adalah pengalaman baru. Tidak hanya menyanyi, 2 member dari idol group ini, Aya dan Desy, juga berperan sebagai gadis kampung Pantura, sementara member JKT48 lainnya berpartisipasi dalam adegan Princess Pantura Idol, sebuah ajang pencarian bakat untuk menjadi penyanyi dangdut.
Seperti biasa, terselip sentilan politik diantara adegan lucu dan menghibur. Pentas ini juga mengisahkan seorang caleg yang berambisi untuk mendapatkan suara dari masyarakat Pantura.
Berikut foto-foto liputannya :-)