Pertumbuhan kuantitas entrepreneur Indonesia tidak cukup untuk menyokong ekonomi tanah air, butuh high impact entrepreneur
Endeavor Indonesia selenggarakan Scale-Up Asia 2017, rangkaian acara yang melibatkan lebih dari 1.200 entrepreneur, mentor, CEO, pemerintah, dan profesional berkumpul untuk mendiskusikan tantangan utama dalam akselarasi bisnis
Nama-nama besar high impact entrepreneur Indonesia seperti Achmad Zaky (Bukalapak.com), Nadiem Makarim (GO-JEK Indonesia), dan Aldi Haryopratomo (RUMA) berbagi ilmu bisnis kepada entrepreneur muda
Siaran Pers, Jakarta, 15 Maret 2017 – Pertumbuhan entrepreneur diberbagai sektor terus tumbuh dangan sangat pesat. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 mencatat adanya kenaikan 4 juta entrepreneur dalam kurun waktu 10 tahun belakangan. Salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan paling pesat diantaranya startup digital. Data Asosiasi Fintech Indonesia mencatat sudah ada sekitar 140 startup yang bergerak khusus di fintech saja pada tahun 2016.
Namun, kuantitas entrepreneur saja tentunya tidak cukup untuk membantu menyokong pertumbuhan ekonomi tanah air. Banyak entrepreneur yang membuat bisnis, namun akhirnya tidak mampu menghadapi tantangan persaingan yang tinggi dan kemudian mati suri.
Endeavor Indonesia, organisasi nirlaba yang fokus pada pengembangan high impact entrepreneur, melihat tren ini sebagai peluang dan tantangan. Harun Hajadi, Endeavor Indonesia Board Chairman mengutarakan, “Dalam bidang kewirausahaan, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Entrepreneur harus mampu memberikan dampak terhadap masyarakat, menyokong ekosistem kewirausahaan, dan menjadi katalisator bagi ekonomi.”
Sebagai gambaran, 19 Endeavor Entrepreneur dari 17 perusahaan mampu menciptakan sebanyak 6.340 lapangan pekerjaan baru dan kontribusi terhadap ekonomi sebesar IDR 2,2 triliun di tahun 2015. Saat ini Endeavor Indonesia sudah memiliki 35 entrepreneur dari 28 perusahaan di dalam jaringannya.
“Kami percaya bahwa high impact entrepreneur dapat menciptakan siklus kewirausahaan kondusif, yang secara jangka panjang mampu berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan. Scale-Up Indonesia hadir sebagai wadah untuk membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih kuat dan mendukung lebih banyak lagi high impact entrepreneur,” tambahnya.
Scale-Up Asia 2017 yang diadakan di Jakarta hari ini merupakan solusi untuk memperkuat ekosistem kewirausahaan Indonesia. Dalam acara ini, Endeavor Indonesia mempertemukan lebih dari 1.000 orang entrepreneur muda, dengan CEO, investor, pebisnis, tokoh pemerintahan terkemuka di Indonesia untuk berdiskusi dan mengembangkan jaringan demi usaha mencetak high impact entrepreneur. “Diskusi-diskusi ini akan berujung pada bagaimana menciptakan bisnis yang mampu memberikan solusi atas problema di masyarakat dan bagaimana bisnis yang sudah terbangun dapat berkembang dan berkelanjutan,” tambah Harun.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf yang turut hadir dalam Scale-Up Asia 2017 mengatakan bahwa kewirausahaan dan ekonomi kreatif sudah menjadi salah satu dari 10 sektor utama di Indonesia. Pada tahun 2013, sektor ini berkontribusi 7,05% pada GDP nasional dan diprediksi akan meningkat hingga 12% pada tahun 2019. “Tapi, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa entrepreneur di Indonesia khususnya di industri kreatif masih menghadapai berbagai tantangan dalam mengakselerasi bisnisnya. Beberapa tantangan tersebut di antaranya sulitnya mengakses permodalan, rendahnya kepercayaan investor, keterbatasan manajemen yang berkualitas, minimnya role model serta kurangnya akses terhadap network,” jelas Triawan. “Kami yakin program yang membuka akses ke mentorship dan networking seperti Scale-Up Asia yang diselenggarakan oleh Endeavor ini akan membantu pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia,” sambungnya.
“Di tahun 2016 lalu Bekraf menggagas program BEKUP (BEKRAF for Pre-Startup) yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah startup berkualitas di Indonesia. Program tersebut membekali calon pendiri startup dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan sehingga dapat meminimalisir kegagalan. Kami melihat program Scale-Up Asia yang diselengggarakan oleh Endeavor ini sebagai bentuk kelanjutan dari program BEKUP, dimana startup tidak hanya dibekali agar dapat mendirikan dan mempertahankan bisnis yang berkualitas, tetapi juga difasilitasi agar dapat mengembangkan bisnisnya ke tingkat yang lebih lanjut sehingga memberikan dampak ekonomi yang lebih besar dan menjadi inspirasi yang berkontribusi mencipatakan iklim kewirausahaan yang sehat. Karena alasan tersebut, Bekraf mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program Scale-Up Asia ini,” tambah Triawan.
Lebih dari 50 pemimpin bisnis, entrepreneur, dan praktisi bergabung sebagai mentor dalam jaringan Endeavor Indonesia. Mereka memiliki keahlian dan pengalaman mendalam di bidangnya masing-masing, seperti Husodo Angkosubroto (Pimpinan PT. Gunung Sewu Kencana), Suzy Hutomo (Pimpinan The Body Shop Indonesia) dan Martin Gil (Presiden Direktur Coca Cola Indonesia). Sementara itu, Selain Achmad Zaky, beberapa entrepreneur yang telah menjadi Endeavor Entrepreneur adalah Niki Luhur (Kartuku), Aldi Haryopratomo (RUMA - Rekan Usaha Mikro Anda), Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio), Anton Wirjono (CEO The Goods Dept), Gibran Huzaifah (CEO eFishery), Odi Anindito (Managing Director Coffee Toffee), dan Hanifa Ambadar (CEO dan pendiri Female Daily Network).
Scale-Up Asia 2017 didukung oleh Maybank Indonesia- salah satu bank swasta terkemuka sebagai sponsor utama. Maybank melihat kesamaan tujuan acara dengan misi mereka untuk mendukung ekosistem kewirausahaan di Indonesia. “Misi kami untuk humanizing financial services memiliki makna bahwa kami akan selalu berada di tengah-tengah komunitas, memberdayakan masyarakat melalui pembekalan jasa keuangan termasuk kepada entrepreneur. Maybank dan Endeavor memiliki tujuan yang sejalan dalam memberdayakan entrepreneur. Inilah yang menjadi alasan utama kami kembali berkolaborasi dengan Endeavor mendukung acara Scale-Up Asia ini,” kata Taswin Zakaria, Presiden dan CEO Maybank Indonesia. Scale-Up Asia juga didukung oleh Fabelio, Dattabot dan GnB Accelerator.